MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Seandainya siklus alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami terjadi tahun ini jelas fasyankes (Fasilitas Pelayanan Kesehatan) kita tidak cukup lagi untuk mendukung tindakan darurat medis yang menyertainya. Bahkan minta bantuan dari negara lainpun tidaklah mudah, pandemi ini terjadi di seluruh dunia.
Maka, diimbau masyarakat untuk tetap memperhatikan protokol Kesehatan. Bisa dimulai dengan menghindari pertemuan-pertemuan yang beresiko.
Jika lokasinya ditempat terbuka dengan sinar matahari cukup, bisa jaga jarak. Pastikan tidak ada yang merokok, tidak ada yang membuka masker, tidak ada kontak fisik. Dengan begitu bisa memperimbangkan untuk hadir dalam undangan.
Hal itu diungkapkan Arif Nur Kholis, Sekretaris Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Rabu (6/1).
“Mari kita coba berempati dengan teman-teman tenaga kesehatan yang 310 hari ini sudah berjibaku. Dari mereka, banyak yang harus terinfeksi, bahkan kehilangan rekan kerja dan keluarganya untuk selama-lamanya,” ujarnya kepada redaksi Muhammadiyah.or.id.
Pandemi Mengajarkan Bertanggung Jawab
Arif yang juga Sekretaris Muhammadiyah Covid-19 Commad Center (MCCC) Pusat mengungkapkan 504 orang tenaga kesehatan meninggal sejak pertama pandemi datang. Belum lagi keluarga mereka, banyak nakes yang pulih pasca positif covid-19 tapi keluarganya tidak tertolong setelah terpaksa tertular.
“Kita tahu, ruang isolasi mandiri untuk pasien bergejala ringan dan tanpa gejala tidak lagi menjadi prioritas rumah sakit. Itu karena ruang perawatan isolasi diprioritaskan untuk pasien bergejala sedang dan berat. Bahkan banyak rumah sakit yang mendirikan ruang perawatan darurat karena tidak cukup lagi,” jelasnya.
Tapi manusia memang ditugaskan untuk terus berdoa dan berusaha. Pandemi yang nyaris melumpuhkan layanan normal fasyankes kita ini mengajarkan kita bahwa tanggung jawab untuk mengurangi risiko bencana adalah tergantung komunitas terkecil di masyarakat, yaitu komunitas.
“Ketangguhan komunitas yang bisa menghitung, memprediksi, menghadapi dan memulihkan diri akan kemungkinan-kemungkinan terjadi bencana menjadi penting,” sambung Arif.
Hits: 3