MUHAMMADIYAH.OR.ID, TURKI – Meningkatkan kesadaran diaspora Indonesia terutama bagi warga dan kader persyarikatan Muhammadiyah di wilayah Eropa dalam hal tanggap darurat dan mitigasi kebencanaan Muhammadiyah bagian wilayah Eropa gelar International Disaster Management Class.
Acara yang digelar pada Sabtu (2/1) tersebut diinisiasi oleh Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Turki (PCIM) Turki bersama dengan forum PCIM se-Eropa.
Kelas daring ini diikuti oleh diaspora Indonesia di luar negeri, terutama pelajar dan warga Muhammadiyah di luar negeri yang terhimpun dalam PCIM di beberapa negara seperti Jerman, Prancis, Belanda, Inggris, Turki, Taiwan, dan Spanyol serta peserta lainnya yang berasal dari beragam profesi, kalangan, dan golongan.
Sudibyo Markus Ketua Lembaga Hubungan Kerjasama Internasionnal (LHKI) PP Muhammadiyah mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini karena kegiatan ini memiliki manfaat utama, salah satunya adalah mendukung adanya global engagement dan dialog peradaban dengan masyarakat Eropa sebagai salah satu upaya globalisasi gerakan Muhammadiyah.
Sudibyo Markus juga menjelaskan karakteristik regional Eropa, terutama dalam hal kebencanaan dan situasi masyarakat Eropa saat ini.
“Saya bangga dengan PCIM, karena kegiatan seperti ini penting untuk ke depan dalam upaya enabling environment dari agenda penanganan bencana oleh PCIM di Benua Eropa,” tutur Sudibyo Markus.
Membahas Teologis dan Fiqih Kebencanaan Ustadi Hamzah, anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menjelaskan konsep dasar bencana dalam Islam banyak disebut di dalam Al-Qur’an terutama Surat An-Nisa ayat 79 dan Surat Al-Hadid ayat 22-23. Pada dua ayat tersebut, bencana dipandang sebagai bentuk tanda kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala terhadap manusia. Kedua ayat sekaligus menjadi aspek teologis terhadap bencana dalam agama Islam.
Selain dasar teologis, Ustadi Hamzah juga menjelaskan aspek fiqih dalam kebencanaan yang tidak hanya berfungsi sebagai hukum melainkan juga mencakup 3 aspek utama yaitu nilai dasar, prinsip etis, dan teknis dalam menghadapi bencana.
Tiga aspek utama tersebut merupakan aspek praktis dalam menghadapi bencana karena mengandung beberapa tindakan atau sikap yang harus dihadapi ketika terjadi bencana seperti sifat sabar, rasa syukur melalui rasa peduli terhadap sesama, kesiapsiagaan dan upaya mitigasi terhadap bencana serta penegakan prinsip-prinsip keamanan, kemanusiaan, dan sosial dalam penanganan bencana.