MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG SELATAN — Persyarikatan Muhammadiyah saat ini tercatat memiliki 125 rumah sakit di seluruh Indonesia. Namun dalam waktu dekat jumlah tersebut akan bertambah khususnya di wilayah Papua, dan kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Fakta tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir pada, Kamis (6/7) dalam agenda Tasyakur Keluarnya Surat Izin Operasional (SIO) Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Selatan (RSMBS).
Haedar menjelaskan, penambahan jumlah rumah sakit Muhammadiyah di Papua dan di NTT merupakan bantuan untuk meringankan tugas konstitusi pemerintah. Muhammadiyah menyadari karena memang tugas konstitusi tersebut tidak ringan.
“Kami tahu DNA warga Muhammadiyah, termasuk ‘Aisyiyah adalah memberi.” Ungkap Haedar.
Guru Besar Sosiologi ini menjelaskan, saat ini Muhammadiyah di Papua telah memulai pelayanan kesehatan dengan Klinik Islam Muhammadiyah Merauke. Ke depan klinik tersebut akan dikembangkan menjadi rumah sakit. Praktik baik mendirikan rumah sakit tersebut akan menyeberang sampai ke NTT.
Menurutnya DNA memberi yang dimiliki oleh Muhammadiyah ditetaskan oleh KH. Ahmad Dahlan. Ajaran materi keagamaan bersumber Al Qur’an bagi Kiai Dahlan tidak cukup dihafal, tapi diamalkan untuk membantu meringankan masalah bangsa Indonesia yang saat itu masih dalam kondisi dijajah.
“Islam yang disadari dan dipahami oleh Kiai Dahlan adalah yang menjawab problem kemanusiaan, lingkungan dan situasi yang berkembang.” Imbuhnya.
Intelektual berkebangsaan Indonesia ini menambahkan, jika spirit Al Ma’un yang diajarkan selama tiga bulan melahirkan etos memberi melalui pendirian Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Maka semangat Al Ashr yang diajarkan selama delapan bulan oleh Kiai Dahlan melahirkan etos berkemajuan.
“Saya berharap warga Muhammadiyah jangan pasif, tapi harus bergerak maju. Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada….. Mari kita majukan umat Islam ini, mari kita majukan Bangsa Indonesia ini dengan tanggung jawab kerja sama yang kita miliki.” Imbuhnya.
Keinginan memajukan umat dan bangsa tersebut menjadi alasan Muhammadiyah yang pada beberapa bulan ini menjalin silaturahmi dengan berbagai ormas keagamaan, baik yang dari internal Islam seperti NU, Persis dan lain sebagainya, maupun ormas lintas iman seperti ke PGI dan KWI.