MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAKASSAR — Haedar Nashir mewanti-wanti untuk pimpinan, kader, dan segenap warga persyarikatan supaya jangan larut dengan media sosial, dan melakukan pekerjaan non produktif dengan mereaksi pemikiran orang lain, karena bisa jadi pemikirannya sendiri yang terbatas.
Di era media sosial sekarang, kata Haedar, orang sudah merasa berbuat jika sudah sibuk bermedia sosial. Padahal yang direspon adalah isu-isu yang parsial, sehingga menjadikannya tidak produktif. Saat ini menurutnya, aktivitas maya memang ada yang bagus dan baik jika dilakukan untuk berdakwah, mengembangkan pemikiran dan hal positif lain.
“Tetapi kalau kita terlibat dengan urusan isu-isu yang tidak ada habisnya, lama kelamaan hati dan perasaan orang Muhammadiyah akan jadi tumpul. Saya tidak ingin larut dalam hal seperti itu,” ucap Haedar saat Pelantikan BPH, Wakil Rektor dan Dewan Pengawas RS Unismuh Makassar pada (4/3).
Media sosial yang berisi dengan hujatan, informasi hoak, mengumbar kemarahan menjadi realitas baru yang berpotensi negatif, menjadikan segenap warga persyarikatan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan keunggulan. Sehingga jangan sampai warga Muhammadiyah larut dan menyebabkan ketertingalan dari yang lain.
Khususnya kepada para pimpinan persyarikatan di berbagai level Haedar meminta supaya jangan membuang-buang waktu untuk media sosial. Menurutnya, mereka lebih baik memanfaatkan waktu untuk belajar dan mengembangkan diri. Supaya mereka bisa memaksimalkan kerja-kerja produktif Muhammadiyah, dan tidak over load dan over dosisi media sosial.
Mengutip survey tentang pengguna media sosial yang menyatakan bahwa warganet Indonesia menjadi yang paling buruk dalam bermedia sosial, Haedar mengatakan hal ini harusnya tidak boleh terjadi menginggat Indonesia sebagai Negara muslim.
Sifat individualitas yang ada di ruang media sosial jangan di bawah ke ranah organisasi, pasalnya, dalam organisasi keputusan yang sudah final tidak boleh didelegitimasi oleh perorangan. Karena organisasai yang sifatnya mengikat menjadi satu kesatuan, maka sudah selayaknya setiap anggota menegasikan egosime sepihak yang mengebu dalam dirinya.
“Maka itu perlu ada komitmen-sistem yang itu bagian dari ukhuwah,” imbuhnya
Dalam Muhammadiyah mislanya, setiap orang yang memiliki prinsip memang diperbolehkan akan tetapi ketika mengartikulasikan dan mengargumentasikannya harus tetap berpikir dalam konteks Muhammadiyah.
“Meskipun sudah di luar pun kita harus tetap menghormati Muhammadiyah, dan kita harus hormati sistem. Tidak ada keputusan yang sempurna, selalu ada kurang, dan itulah kehidupan tapi kita harus terus bergerak.” Urai Haedar