MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG—Pada prinsipnya, seluruh dimensi kehidupan Rasulullah merupakan teladan sempurna bagi orang beriman. Di dalam keluarga, Rasulullah adalah teladan pemimpin keluarga; di masjid, Putra Abdullah dan Aminah ini adalah imam terbaik; di lingkungan masyarakat, Nabi Akhir Zaman ini adalah anggota masyarakat terbaik; di medan perang, Utusan Allah ini adalah panglima terbaik dalam mengatur strategi dan keberanian.
“Salah satu tugas dari risalah kerasulan yang beliau terima ialah menjadi pemimpin. Sebab risalah tidak akan dapat disampaikan jika beliau bukan seorang pemimpin,” ucap Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jawa Barat Cecep Taufiqurrahman dalam Gerakan Subuh Mengaji pada Ahad (01/01).
Sebagai seorang pemimpin, Rasulullah pertama-tama membangun infrastruktur dengan mendirikan tempat ibadah atau masjid. Masjid merupakan pusat kegiatan umat Islam yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah namun juga pusat pertemuan kaum muslimin di seluruh wilayah, bahkan mampu menyatukan kelompok Anshar dan Muhajirin. Digunakan sebagai tempat diskusi dan pengambilan keputusan politik.
Secara umum, masjid di zaman Rasulullah memainkan peran penting dalam kehidupan politik umat Islam. Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga tempat di mana para sahabat Rasulullah dan warga Madinah berkumpul untuk membahas masalah-masalah yang dihadapi oleh umat Islam dan mengambil keputusan bersama tentang masalah-masalah tersebut.
Selain itu, sebagai seorang pemimpin, Rasulullah menyusun Piagam Madinah. Piagam Madinah adalah dokumen yang ditandatangani oleh Rasulullah dan para pemimpin komunitas muslim di Madinah pada tahun 622 Masehi. Piagam ini menyatukan berbagai komunitas yang ada di Madinah, termasuk muslim, Yahudi, dan komunitas-komunitas lainnya, dalam satu kesatuan yang terorganisir.
Piagam Madinah menetapkan prinsip-prinsip dasar yang harus diikuti oleh seluruh warga Madinah, termasuk prinsip-prinsip toleransi agama, keadilan, dan persatuan. Piagam ini juga menetapkan bahwa seluruh warga Madinah harus bekerja sama untuk membela kota tersebut dari serangan musuh-musuhnya.
Menurut Cecep, rahasia keberhasilan dakwah Rasulullah ini karena akhlaknya yang terpuji dan tanpa cela, karakternya yang tahan uji, dakwahnya banyak mengandung himah dan kebijaksanaan, menegakkan prinsip persamaan, dan selalu mendahulukan kepentingan dan keselamatan umatnya. Cecep juga menegaskan bahwa kepemimpinan Rasulullah bukanlah kepemimpinan bertangan besi atau otoriter.
Hits: 143