MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – 6 November 2020 lalu, Sekolah Qur’an Lazismu Indonesia resmi berdiri di Shatila Lebanon, sebuah kamp pengungsian bersejarah bagi warga Palestina
Kamp Shatila berada di Beirut, berjarak 25 menit perjalanan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lebanon jika ditempuh dengan mobil menurut Duta Besar RI Hadjriyanto Thohari, Rabu (2/12).
Sekolah Qur’an Lazismu dibangun untuk mendidik anak-anak maupun orang dewasa di wilayah Shatila yang ingin memperdalam ilmu dan bacaan Alquran. Para guru Qur’an disediakan dari lembaga keagamaan Dar el Fatwa Lebanon.
Bangunan Sekolah Quran Lazismu sendiri berupa sebuah rumah yang dialihfungsikan. Penyerahan dana pembelian rumah sebesar 5.500 dollar Amerika dilangsungkan dalam dua tahap pada Agustus dan September 2020.
Melibatkan peran KBRI Lebanon, dana yang setara dengan lebih kurang 75 juta rupiah dari Lazismu diserahkan kepada Forum Perhimpunan Kepemudaan dan Kebudayaan Lebanon-Palestina sebagai pengelola sekolah.
Dikutip dari kanal Youtube milik KBRI Beirut, (11/11) Sekolah Quran Lazismu Muhammadiyah Indonesia dikelola oleh Ketua Forum Kebudayaan dan Kepemudaan Lebanon–Palestina Ahmad Syawsh dan Syeikh Ibrahim Al Assy sebagai kepala sekolah. (afn)
Hits: 2