MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Niat merupakan kehendak hati yang ditekadkan untuk mendekatkan diri kepada Allah yang dibuktikan dengan suatu pekerjaan. Mayoritas ulama sepakat bahwa niat terletak di dalam hati untuk segala situasi.
Niat haji atau umrah terkait erat dengan masalah ihram, yaitu berniat ikhlas di dalam hati karena Allah Swt untuk melakukan haji atau umrah kemudian diiringi mengucapkan lafal لبّيك عمرة و حجّا (labbayka ‘umratan wa hajjan) sesuai dengan jenis haji yang hendak dilakukan di tempat-tempat (miqat) yang sudah ditentukan.
Cara niat yang diiringi dengan ucapan dalam hal ini berdasarkan firman Allah Swt dan perbuatan Nabi saw dalam riwayat berikut:
“Mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus….(Q.S. al-Bayyinah: 5).
“Saya mendengar Rasulullah Saw membaca talbiyah untuk berihram haji dan umrah bersama-sama dengan bacaan “labbayka ‘umratan wa hajjan” Aku patuhi perintah-Mu untuk umrah dan haji)”. (H.R. al-Bukhari dan Muslim).