MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Memasuki abad keduanya Muhammadiyah telah banyak berkiprah di lingkup nasional dan sudah merambah ke dunia internasional. Kiprah melebarkan sayap dakwah internasional Muhammadiyah merupakan amanat Muktamar ke-47 Muhammadiyah pada tahun 2015, silam.
Kiprah Muhammadiyah di dunia internasional telah banyak dilakukan di antaranya lewat kiprah kemanusiaanya pada tahun 2014 Muhammadiyah lewat MDMC turut membantu warga terdampak konflik di Palestina. Tahun 2015 terlibat dalam penanganan gempa di Nepal dengan mengirimkan relawan MDMC.
Ditingkat Asia Tenggara, Muhammadiyah terlibat dalam resolusi konflik dan menjadi mediator dialog antara Muslim Moro dan Pemerintah Philipina, kemudian ikut membantu medis dan salurkan ribuan paket bantuan warga Rohingnya, Myanmar.
“Dalam konteks yang lebih makro sampai hari ini telah berdiri 23 Pimpinan Cabang Muhammadyah Istimewa (PCIM) di lima benua,” sebut Muhammad Rofiq Muzakkir, pada (30/1).
Sekretaris PCIM Amerika Serikat ini menyebut kiprah Muhammadiyah harus patut disyukuri. Barang kali internasionalisasi Muhammadiyah tidak dibayangkan bahkan oleh Kiai Dahlan sendiri sebagai pendiri Muhammadiyah.
“Ketika Kiai Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Anggaran Dasar pertamanya yang disusun menyebut misinya adalah ‘Menyebarkan Islam di Karesidenan Yogyakarta’, kemudian meluas menjadi Jawa kemudian meluas menjadi seantero Indonesia,” sebutnya.
Hal ini kata dia membuktikan hari ini Muhammadiyah sudah menjadi fenomena global, kader-kader Muhammadiyah sudah berdiaspora baik ke mancanegara untuk bekerja dan belajar dengan mengibarkan bendera Muhammadiyah di tempat mereka berada.
Lebih jauh Rofiq Muzakkir menyampaikan, dalam hal pendidikan PP Muhammadiyah telah berupaya mendirikan Universitas Muhammadiyah melalui konsorsium dengan berbagai PTM. Sedangkan di Melbourne (Australia) sedang ada pembangunan Muhammadiyah College yang informasi akan mulai beroperasi pada tahun 2022.
Selain lewat kemanusiaan dan pendidikan, Rofiq Muzakkir menyebut Muhammadiyah di Eropa khusunya di Jerman telah dikenal karena kiprah Tapak Suci Putra Muhammadiyah. Fenomena yang sama juga terjadi di Mesir, bahkan sejumlah orang di sana rela melakukan pendaftaran dan seleksi untuk mengikuti seni bela diri Tapak Suci.
“Alhamdulillah kita bangga sebagai orang Muhammadiyah melihat cahaya matahari Muhammadiyah sudah menyinari dunia. Tetapi ini sekaligus menjadi tanggung jawab yang jauh lebih masif dan lebih besar,” sambungnya.
Penyampaian Muhammad Rofiq Muzakkir, Sekretaris PCIM Amerika Serikat di atas disampaikan dalam Penguatan Ideologi Muhammadiyah bertemakan “Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam Internasional” di Pangajian SMA Muhammadiyah 10 GBK Gresik, pada 30 Januari 2021.
Hits: 658