MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA– Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengakui bahwa saat ini di negeri tercinta kurang kepemimpinan transformatif.
Dengan kepemimpinan transformatif, Indonesia harusnya bisa lebih berkembang dan maju, karena memiliki sumber daya alam yang cukup. Termasuk sumber daya insani yang dimiliki oleh Indonesia menurut Haedar juga luar biasa.
“Tetapi tidak ada kapitalisasi dan mobilisasi yang dinamis. Sehingga kemudian potensi ini seperi genangan danau aja,” kata Haedar pada Jumat (9/4) saat menyampaikan amanat dalam peresmian Masjid PKU Surakarta.
Dari fase ke fase, kata Haedar, Muhammadiyah mewakili kepemimpinan transformatif tersebut. Sebagai Non Goverment Organization (NGO), Muhammadiyah dengan segala keterbatasannya mampu mengubah yang dimilikinya menjadi peluang dan kekuatan.
Kemandirian yang dimiliki oleh Muhammadiyah tidak dengan menegasikan atau melawan pihak lain. Muhammadiyah hadir sebagai kekauatan alternatif. Cermin kepemimpinan transformatif Muhammadiyah terlihat jelas pada diri warganya, di mana mereka pribadi tidak memiliki apa-apa, tapi tetap mampu berbuat untuk kemanfaatan orang banyak.
“Juga relasi hubungan kita dengan berbagai pihak. Mereka bukan musuh dan bukan ancaman. Pemerintah dari pusat sampai bawah, swasta lain, kelompok-kelompok lain bagi kita mereka bukan common enemy,” ucapnya.
Muhammadiyah menjalin relasi baik dengan pemerintah mulai dari pusat sampai bawah, akan tetapi tidak sampai Muhammadiyah ‘menunduk-nunduk’, juga sebaliknya tidak angkuh diri.
Haedar menegaskan, jangan sampai memutus relasi yang mengakibatkan kemunduran. Berhubungan dengan pihak manapun, Muhammadiyah harus tetapi bisa menjaga marwah, muruah dan integritas.
Ia berpesan, kepada pimpinan Muhammadiyah yang menjalin relasi dengan pemerintah dan siapapun jangan sampai memiliki motiv untuk kepuasan materi pribadi, kekuasaan, serta popularitas diri.
“Saya yakin semesta ini akan bersifat positif pada kita, jika kita mempunyai jiwa seperti itu,” tandasnya.
Selain itu, saat ini juga dibutuhkan pemimpin yang memiliki visi, misi dan pandangan yang luas. Seorang pemimpin harus bisa mengagendakan perubahan dan memproyeksikan masa depan. Sehingga lahir langkah strategis dalam menyongsong masa yang akan datang.