MUHAMMADIYAH.OR.ID, KUPANG—Pada Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah – ‘Aisyiyah ke-48 di Universitas Muhammadiyah Kupang dengan tema “Kerjasama Antar Iman dan Integrasi Sosial”, Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Syafiq Mughni menyebut seminar ini penting bagi seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia serta dunia.
Seminar yang digelar secara daring pada, Rabu (25/5) di UM Kupang ini dihadiri oleh tokoh lintas iman dan lintas gerakan. Terkait dengan tema dan pemilihan lokasi di UM Kupang, Syafiq menyebut ada posisi yang khas UM Kupang. Yakni sebagai universitas Muhammadiyah yang berada di kawasan minoritas muslim, dan bersaing menjadi universitas multikultural.
Guru Besar Studi Islam ini menyebut, selain UM Kupang di Muhammadiyah, universitas multikultural juga ada Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong yang lebih dari 75 persen mahasiswanya non-muslim, dan Universitas Muhammadiyah Sorong yang mayoritas mahasiswanya adalah non-muslim.
“Mengapa ini penting ? karena menggambarkan sikap dan gerak Muhammadiyah yang menyatakan pentingnya multikulturalisme itu. Bukan hanya di dalam retorika dan berpidator di mana-mana tentang pentingnya kita menganut asas multikulturalisme itu, tetapi juga sudah dilakukan oleh Persyarikatan Muhammadiyah”. Ungkapnya.
Melihat perkembangan UM Kupang, Syafiq mengaku gembira dengan tahapan kemajuan yang berhasil ditorehkan. Tidak hanya apresiasi atas pembangunan fisik, mewakili PP Muhammadiyah, Syafiq menyebut apresiasi juga diberikan atas kualitas UM Kupang. Sebab, UM Kupang menjadi salah satu universitas swasta terbaik di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tema penting yang diangkat pada Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah – ‘Aisyiyah di UM Kupang ini menurutnya memiliki relevansi yang kuat dengan tema besar Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta, bulan November mendatang. “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta”.
Mewujudkan tema besar tersebut diakui oleh Syafiq membutuhkan kerja keras menuju idealisme sebagaimana yang dicita-cita oleh Muhammadiyah. Selain it, usaha konkrit yang selama ini dilakukan oleh Muhammadiyah juga ingin menciptakan Negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
“Dalam bahasa mungkin sedikit berbeda, tapi substansinya adalah sama, mencita-citakan hadirnya sebuah masyarakat yang adil, makmur, masyarakat yang dibangun atas landasan keimanan dan ketaqwaan, dan di dalam masyarakat seperti itulah Islam berkembang sebagai ajaran yang memajukan”. Ucapnya.
Hits: 16