MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Musyawarah Nasional (Munas) X MUI di Jakarta, 25-27 November 2020 silam menetapkan seorang kader tulen Muhammadiyah, Amirsyah Tambunan menjadi Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk periode 2020-2025.
Naiknya Amirsyah sekaligus menggantikan posisi Anwar Abbas yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum MUI mendampingi Ketua Umum KH Miftachul Akhyar.
Di Muhammadiyah, Amirsyah bukan sekadar kader biasa. Pendidikannya di tingkat SMP hingga Sarjana muda, diselesaikan di lembaga pendidikan Muhammadiyah.
“Begitu ongah (abang) tamat SMA Muhammadiyah Aek Kanopan tahun 1983, minta ke mak sambil nangis-nangis mau kuliah ke Medan (UMSU). Mak tidak izinkan karena keadaan yang susah di kampung,” kenang Aripay, adik kandung Amirsyah melalui status Facebook tanggal 28 November 2020.
Menurut Aripay, didikan keras ayah dan ibunya membuat Amirsyah tetap nekat merantau ke Medan. Selama tiga tahun kuliah di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Amirsyah menjadi guru, tinggal di masjid dan bekerja sambilan sebagai penjahit sepatu.
Sebagai anak daerah asal Kabupaten Asahan Sumatera Utara, pria kelahiran 17 Mei 1963 ini mulai merantau ke Jakarta melanjutkan pendidikan S1 hingga doktoralnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Aktif di Muhammadiyah
Di Persyarikatan, Amirsyah terlibat aktif sejak menjabat sebagai Ketua Umum IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) Sumatera Utara semasa SMA pada tahun 1982-1983.
Jabatan sebagai Ketua terus diperoleh dalam IMM Cabang Kota Medan, PDPM Medan, PCM Tegal Rejo, hingga Ketua PWPM Sumatera Utara pada 1993-1997.
Di tingkat Pusat, Amirsyah menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (1998-2002), Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (2002-2006), dan menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Wakaf dan Kehartabendaan PP Muhammadiyah periode 2015-2020.
Sebagai kader Muhammadiyah, Amirsyah juga dikenal sebagai seorang pengajar. Sejak 1982 hingga kini, Amirsyah pernah mengajar semua tingkatan formal pendidikan dari SD hingga Universitas.
Harapan Wajah Baru MUI
Sebelum diangkat sebagai Sekjen, Amirsyah tercatat pernah menjabat sebagai Sekretaris Komisi Pengkajian dan Pengembangan Dewan Pimpinan MUI Pusat (2005-2010) dan Wasekjen pada 2010-2015.
Hasil putusan kepengurusan Pusat MUI pada Munas X 2020 dianggap menaruh banyak harapan bagi wajah baru MUI yang lebih moderat.
Di hadapan wartawan, Sabtu (28/11) anggota DPR RI sekaligus mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay menganggap pemilihan sosok Amirsyah sebagai Sekjen adalah pilihan yang tepat.
Riwayat organisasi di MUI selama hampir 20 tahun dengan pergaulan Amirsyah yang luas terhadap berbagai ormas keagamaan dan organisasi lintas agama dinilai akan menjadi modal bagi MUI dalam mengakomodasi umat Islam di dalam bingkai kehidupan NKRI.
“Ini akan menjadi modal untuk tetap menjaga kesejukan dan keteduhan dalam kehidupan kita sehari-hari,” ungkapnya.
Di luar MUI, Amirsyah memang memiliki pergaulan yang luas. Dirinya tercatat banyak mendirikan lembaga publik, profesi hingga lembaga advokasi.
Yayasan Peduli Anak Bangsa (2002), Lembaga Advokasi Konsumen Muslim Indonesia (LAKMI) (2006), LSM Komite Indonesia Untuk Pemberantasan Pornogafi dan Pornoaksi (2005), hingga Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia (ADPISI) (2005) adalah contoh lembaga yang pernah didirikannya.
Bagi MUI sendiri, Amirsyah telah menaruh perhatian terhadap komunikasi publik dan internal MUI yang menurutnya belum terkelola dengan baik sehingga timbul banyak mispersepsi sebagaimana tercatat dalam berita Rapat Kerja Komisi Infokom MUI (2016).
Layak dinantikan bagaimana wajah kepengurusan MUI yang baru, termasuk terpilihnya kader Muhammadiyah Amirsyah sebagai Sekjen mampu mengakomodasi berbagai masalah keumatan dengan sifat wasathiyahnya.
Hits: 747