MUHAMMADIYAH.OR.ID, PURWOKERTO—Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dimanapun tempatnya harus memiliki riset sebagai pusat keunggulan. Kedepan, kualtias PTM diharapkan dapat merebut dan berkompetisi di bidang pengembangan aplikasi riset yang bersifat institusi.
Demikian harapan yang disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam pidato sambutan dalam pelantikan Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) pada (12/12) secara daring.
Menurutnya saat ini riset yang bersifat perseorangan dan hibah sudah banyak, tapi yang bersifat institusi masih sedikit. Berkaca dari kemajuan kampus dari Luar Negeri, Haedar menyebut keunggulan terdapat pada riset.
“Inilah yang perlu menjadi perhatian dan inilah yang menjadi kekuatan Perguruan Tinggi Muhammadiyah,” ucapnya
Selanjutnya yang penting untuk diperhatikan oleh PTM adalah Sumber Daya Mansuia (SDM), termasuk para alumninya. Melimpahnya jumlah lulusan setiap tahun harus memiliki parameter yang lebih baik lagi, sehingga alumni memiliki kemampuan kompetisi dan komparasi dalam dirinya yang digunakan untuk bermasyarakat.
Peningkatan PTM Harus Punya Parameter yang Jelas
Haedar meminta PTM melakukan evaluasi untuk meningkatkan keunggulan yang bukan hanya kualitatif, tapi juga memiliki parameter yang bisa dipertanggung jawabkan. Hal ini dimaksudkan untuk terus meingkatkan kualitas alumni setiap tahunnnya.
PTMA diharapkan bisa menjadi bagian yang ikut mencerahkan kehidupan masyarakat melalui jalur keilmuan. Adanya PTMA sebagai bagian ikhtiar Muhammadiyah untuk menghadrikan masyarakat ilmu, kata Haedar, masayrakat Indonesia saat ini masih jauh jika disebut sebagai masyarakat ilmu, karena yang kuat politiknya ketimbang keilmuannya.
“Orang Islam tidak boleh bicara tanpa ilmu. Tapi yang muncul ada prejudice, pandangan-pandangan politis, suka tidak suka, dan lain sebagainya,” imbuh Haedar.
Keadaan demikian terlihat ketika bangsa Indonesia merespon adanya vaksin untuk covid-19. Karenanya ia meminta PTM sebagai kekuatan agen perubahan yang membawa masyarakat Indonesia menjadi masyarakat ilmu, dalam artian masyarakat yang punya kemampuan literasi dan ilmiah.
Masyarakat ilmu adalah bagian dari komitmen Muhammadiyah sebagai organisasi Islam Berkemajuan. Haedar menekankan, jika Indonesia ingin menjadi agama yang maju, maka pilar ilmu dan teknologi itu harus menjadi kekuatan.
Hits: 0