MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Muhammadiyah didirikan melalui kesadaran akan nilai-nilai Islam Rahamatan lil Alamin, maka Muhammadiyah sejak awalnya adalah organisasi yang terbuka.
Keterbukaan Muhammadiyah ini terwujud tatkala Kiai Dahlan mencontohkan dalam sebuah pertemuan mengundang Woro Sastro Atmojo salah satu tokoh perempuan sarikat Islam Merah ke acara ‘Aisyiyah bahkan mengundang Semaun dan Karsono, dalam rapat Muhammadiyah.
Begitu diungkapkan oleh Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah pada Pengajian Ramadan PP Muhammadiyah, Ahad (18/4).
Langkah Kiai Dahlan tersebut membuat sebagian anggota Muhammadiyah melayangkan protes kepadanya dan bahkan hingga sebagian anggota berhenti menjadi anggota Muhammadiyah, meski begitu, Kiai Dahlan tidak berubah pendiriannya.
“Alasan Kiai Dahlan mengundang tokoh sosialis dan untuk membangkitkan semangat kader ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah untuk tegar dan lebih berani untuk berdakwah yang ditiru semangatnya bukan ajarannya,” ungkap Mu’ti.
Menurut Mu’ti hal itu menggambarkan bahwa Kiai Dahlan adalah tokoh yang sangat terbuka dan karena itulah kita melihat bagaimana Muhammadiyah berkembang dengan sangat pesat pada masa awal dan masuk dalam berbagai kalangan.
Hits: 104