MUHAMMADIYAH.ID, SURAKARTA— Wabah Pandemi Covid-19 yang terjadi memicu aktivasi dan kolaborai intens Tri Sentra Pendidikan. Konsep tri sentra pendidikan merupakan konsep yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara.
Menurut Bapak Pendidikan Nasional itu, ada tiga alam yang jadi pusat pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Alpha Amirrachman, Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah menyebut, pandemic ini adalah kesempatan keluarga untuk ikut serta berperan dalam pendidikan karakter.
Orang tua yang biasanya menyerahkan urusan pendidikan anak kepada instansi atau lembaga pendidikan, kini kebagian peran lebih besar dan tidak bisa dihindari dalam mendidik anak-anak mereka.
Mendidik karakter anak, menurut Alpha, harus memiliki rujukan dan pondasi. Sebagai umat muslim, maka rujukan utama adalah Kitab Suci Al Qur’an. Di dalam Al Qur’an banyak tersebar ayat-ayat yang bisa dipakai sebagai rujukan dalam mendidik karakter anak, misalnya QS. Lukman ayat 17.
“Anak-anak didik kita, selain mereka cerdas, trampil, pintar, tapi pada saat yang sama mereka juga harus berkarakter, berakhlakul karimah, dan punya keberanian untuk menyuruh manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah manusia dari perbuatan yang mungkar.” Tuturnya dalam Webinar Pendidikan PD IPM, Surakarta pada (13/12).
Kemampuan tersebut diharapkan sebagai out-put siswa dan siswi yang belajar di Lembaga Pendidikan Muhammadiyah. Menggapai harapan tersebut di saat pandemi, orang tua memegang peranan penting karena saat ini kegiatan belajar siswa dilakukan dari rumah.
“Sebelum covid-19 itu kebanyakan orang tua lebih banyak hand’s of atau menyerahkan begitu saja, hamper bulat penuh pendidikan anak-anak mereka kepada pesantren atau sekolah Muhammadiyah.” Tuturnya.
Akselerasi Perubahan Sektor Pendidikan
Wabah pandemic covid-19 turut mengakselerasi atau mempercepat perubah. Mengutip data dari Unesco, Alpha menyebut covid-19 pada sektor pendidikan berdampak positif pada munculnya inovasi baru dalam metode pembelajaran, dan ikut meningkakan kolaborasi institusi sektor pemerintah dengan swasta.
Di sisi lain adanya pandemic covid-19 juga memiliki dampak negatif, seperti terjadinya kesenjangan digital yang semakin melebar. Dalam proses pembelajaran, hal ini dibuktikan dengan perbedaan jaringan internet antara satu wilayah dengan wilayah lain, serta tidak semua siswa memiliki gawai yang kompatibel untuk pembelajaran online.
Tantangan yang ditimbulkan oleh covid-19 selain yang disebutkan diatas, juga terkait dengan tekanan finansial yang dialami oleh intitusi penyelengara pendidikan. Dalam pengamatannya, sekolah Muhammadiyah yang berhasil mengatasi tantang tersebut adalah sekolah yang mampu menyakinkan wali murid untuk menjamin belajar siswa dengan memanfaatkan media digital.
Dengan berbagai varian tantangan yang ada, Majelis Dikdasmen PP tetap menekankan bahwa kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat menjadi prioritas utama dalam menerapkan kebijakan tentang pendidikan.
Hits: 2