MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Pendidikan Ulamat Tarjih Muhammadiyah (PUTM) menggelar acara Halal Bihalal di aula Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan pada Sabtu (21/05).
Di hadapan para tamu undangan, Mudir PUTM Dachwan Muchrodji dalam sambutannya menyampaikan tentang tantangan globalisasi terhadap pendidikan Islam. Era globalisasi meniscayakan desain pendidikan memiliki relevansi dengan kebutuhan masyarakat yang terus berubah.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, diperlukan suatu strategi baru yang solutif dan antisipatif. Salah satu cara yang diusukkan Dachwan agar pembelajaran di PUTM tetap relevan dengan dinamika ruang dan waktu ialah memperbaiki dan menyusun ulang silabus pendidikan.
Sementara ketua Badan Pengurus Harian (BPH) PUTM Fahmi Muqoddas menyampaikan tentang capain dan perkembangan PUTM dari masa ke masa. Salah satu capaian yang patut dikenang ialah adanya ijazah formal bagi thalabah dan thalibat PUTM.
Sempat terjadi tarik ulur, namun pada akhirnya persoalan ijazah ini dapat diselesaikan pada 1 Juli 2008 dengan adanya (MoU) antara Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Universitas Ahmad Dahlan.
Fahmi juga tidak luput berterimakasih kepada berbagai pihak yang selama ini telah mendukung PUTM baik berupa doa, tenaga, maupun dana. Baginya, kebersamaan dan kerjasama berbagai lapisan menentukan keberhasilan suatu institusi pendidikan.
Ia berharap atas jariyah berbagai pihak tersebut dapat menghasilkan korps ulama tangguh yang bukan saja mendalami ilmu-ilmu agama, namun juga berwawasan luas. “Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung kami dalam upaya mencetak Ulama dan Zu’ama Muhammadiyah,” katanya.
Pada sesi puncak acara, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Syamsul Anwar mengatakan bahwa PUTM merupakan amal usaha yang amat penting di tubuh Muhammadiyah. Berdirinya PUTM merupakan konsekuensi logis dari komitmen Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid yang bersumber al Quran dan al Sunah.
“Sudah barang tentu satu keharusan bahwa Persyarikatan ini harus melakukan kaderisasi pimpinan di bidang keulamaan yang merupakan bagian penting dalam proses dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang diselenggarakan Muhammadiyah,” kata Syamsul.
Selain itu, CEO Evermos Ghufron Mustaqim turut juga bertindak sebagai pembicara kunci. Dirinya memaparkan tentang strategi mengembangkan dana abadi bagi PUTM.
Menurutnya, konsepsi dana abadi sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan wakaf, namun dengan pengelolaan yang lebih modern. Manfaat dari dana abadi ini begitu banyak, sehingga PUTM harus mulai serius menggarap akan hal ini.
“Dana abadi harus mulai kita kembangkan. Dana ini bisa membantu kita dalam banyak hal. Universitas Harvard, misalnya, dibangun dengan dana abadi dan sekarang memiliki jumlah dana abadi terbesar di dunia senilai 37 miliar USD,” tutur Ghufron.
Hits: 9