MUHAMMADIYAH.OR.ID, SIKKA – Muhammadiyah di Kabupaten Sikka bisa dibilang merupakan Organisasi Islam terbesar di Kabupaten yang merupakan 91% adalah bergama nasrani. Bagaimana tidak sekolah Muhammadiyah terhampar dari ujung timur sampai ujung barat kabupaten Sikka. Adalah Abah Rasyid Wahab penggagas sekolah sekolah Muhammadiyah menjamur. Visinya jelas mencerdaskan kehidupan Bangsa tanpa membeda bedakan agama. Di Sekolah Muhammadiyah banyak ditemukan bahkan mayoritas adalah beragama Nasrani.
Berdiri tahun 2017, SMP Muhammadiyah Darat Pantai yang terletak di Desa Darat Pantai, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka. Merupakan Sekolah SMP pertama di Desa itu. Desa yang sangat jauh dari hiruk pikuk kota. Bahkan Jauh dari Pusat Kecamatan. Desa yang menjorok ke laut sering juga di sebut Tanjung Darat.
SMP Muhammadiyah Darat Pantai menjadi Impian warga Desa untuk bisa mengemban pendidikan. Banyaknya siswa yang putus sekolah karena mereka harus menempuh jarak puluhan kilo untuk bisa sekolah di tingkat SMP. Jarak puluhan kili itu di tempuh dengan berjalan kaki karena tidak adanya angkutan umum.
Hari Sudin, Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) mengatakan bahwa SMP Muhammadiyah Darat Pantai dulunya hanya beralaskan tanah dan dinding bambu. Kemudian, pihak Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) bersama seluruh elemen Muhammadiyah Sikka mengupayakan mencari bantuan. Pada 2017 mendapatkan bantuan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk Unit Baru Sekolah.
Pendidikan Muhammadiyah di Sikka
Dari sanalah semangat membangun sekolah lebih bergelora. Uniknya sekolah memiliki 40 siswa dari berbagai pulau dan agama. “Tak hanya itu, tenaga pengajar diisi juga mahasiswa dan alumni IKIP Muhammadiyah Maumere. Kepala SMP Muhammadiyah Darat Pantai, Jaing, S.Pd juga termasuk lulusan IKIP Muhammadiyah Maumere,” kata Hari.
“Di masa pandemic ini mereka online dengan daring. Tahun ajaran baru pembelajaran diselenggarakan dengan beberapa kelompok terbatas,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Hari menjelaskan Peran Pemuda Muhammadiyah sendiri disana membantu dan mendukung pengawalan pembangunan bersama Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) lainnya. Juga turut ikut membereskan sekolah sebelum diresmikan.
Keunikan lainnya di sekolah-sekolah Muhammadiyah di Sikka ada beberapa sekolah yang tidak menuntut biaya atau SPP. “Jika ada uang dibayar atau membayar uang sekolah dengan hasil bumi yang dimiliki,” jelas Hari.
Menurut Hari, hal itu dilakukan sebagai upaya mencerdaskan anak bangsa dan bermuhamadiyah secara baik. Selain itu, menunjukkan juga bahwa kader-kader daerah bisa memajukan Persyarikatan.
Muhammadiyah akan selalu berkhidmat dalam membangun dan mencerdaskan generasi Bangsa tanpa membedakan RAS suku dan Agama.
Hits: 64