MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Tentang perubahan iklim bumi, agama-agama di dunia ini bisa mengambil peran sebagai solusi. Lebih-lebih Agama Islam, keberpihakan untuk kelestarian lingkungan merupakan bagian dari manifestasi Islam Rahmatan Lil Al-Amin.
Demikian kutipan materi yang disampaikan di acara Tadarus Lingkungan x Sedekah Energi dengan tema Masjid Sebagai Pelopor Solusi Iklim pada, Ahad (9/4) yang diselenggarakan Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah, di Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Cik Ditiro, No. 23. Kota Yogyakarta.
Keterlibatan Agama Islam dalam isu penyelematan lingkungan, Abdul Gaffar Karim, Ketua Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM mendorong organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama agar terlibat dalam isu lingkungan.
“Padahal Al Qur’an dan Sunnah itu tidak kurang-kurang yang menyinggung tentang alam dan lingkungan.” Ungkapnya.
Hal itu menunjukkan bahwa, Islam benar-benar rahmat bagi seluruh alam. Dan di sisi lain keterlibatan ormas Islam sekaligus sebagai penegasan bahwa isu lingkungan bukan hanya milik Kelompok Kiri, yang selalu berusaha melawan kapitalisme.
Sementara, itu Perwakilan MOSAIC sekaligus Wakil Ketua MLH PP Muhammadiyah, Gatot Supangkat mendukung gerakan lintas iman untuk pelestarian lingkungan. Menurutnya, tokoh-tokoh keagamaan memiliki peran vital dalam isu lingkungan.
“Kami ingin Muhammadiyah dan NU terlibat dan mubaligh-mubalighnya ikut menyuarakan isu lingkungan di materi dakwahnya,” kata Gatot.
Isu lingkungan harus terkoneksi dengan materi-materi agama. Oleh karena itu, pada kesempatan webinar ini juga akan dilakukan launching Sedekah Energi, dan Masjid Al Muharram di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang selama ini telah menjalankan gerakan Sedekah Sampah.
Sementara itu, Founder Gerakan Sedekah Sampah, Ananto Isworo menceritakan awal Gerakan Sedekah Sampah berbasis Eco-Masjid mengalami penolakan dan dipandang sebelah mata dari berbagai pihak. Dibutuhkan waktu yang tidak singkat untuk menyadarkan jamaah.
“Menjaga lingkungan itu bagian dari menjaga agama, memelihara akal sehat. Oleh sebab itu, kami memulai menjadi Kampung Pro-Iklim kita mulai dari masjid.” Tuturnya.
Selain itu, Gerakan Sedekah Sampah merupakan cara sederhana untuk membumikan Al-Quran. “Dari sampah kita ubah menjadi sedekah, dari sampah kita ubah menjadi berkah, dari sampah sebagai pintu jalan masuk surga.” Imbuhnya.
Ananto menambahkan, bawah isu sampah atau lingkungan bukan hanya dibawah oleh Agama Islam saja. Tetapi juga digerakkan oleh agama-agama lain. Hematnya, jika seluruh tokoh agama-agama ikut serta dalam isu lingkungan, maka masalah iklim bisa diselesaikan.
Sementara itu, Elok Faqiatul Mutia selaku Project Leader Sedekah Energi menyampaikan pentingnya listrik. Oleh karena itu, sedekah energi ini akan menyasar masjid untuk memiliki energi terbarukan. Untuk saat ini dimulai dari Masjid Al Muharram di Brajan, Tamantirto, Kasihan Kabupaten Bantul.
Hits: 416