MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Salah satu karunia Allah SWT yang sering diabaikan manusia adalah nikmat kesehatan. Agus Taufiqurrahman mengatakan bahwa tidak banyak orang yang menyadari betapa mahalnya kesehatan ini. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda “Ada dua nikmat yang sering kali dilalaikan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan kesempatan.”
Kesehatan merupakan mahkota yang tidak dapat dirasakan kecuali bagi mereka yang sakit. Kesakitan akan mengingatkan manusia betapa kesehatan merupakan suatu kenikmatan. Agus mengatakan bahwa kesehatan memang bukan segalanya, tapi segalanya tidak bisa dinikmati dalam keadaan sakit. Dengan kondisi sehat, seseorang dapat beribadah dan bekerja, bahkan untuk bersantai dan berlibur sekalipun.
“Berapa banyak di negeri ini, orang kaya tapi tidak bisa menikmati kekayaannya. Tidak bisa menikmati kekayaannya karena tidak sehat. Itu sering kita temukan. Berapa banyak di negeri ini yang Allah berikan rizkinya bagus tapi di usia 40 tahunan mengalami sakit multiorgan, makan enak harus dibatasi,” kata Agus dalam kajian ramadan bersama PCM Garut Kota pada Senin (19/04).
Pentingnya kesehatan ini dijelaskan pula oleh Agus dengan mengutip Sabda Nabi SAW tentang lima perkara sebelum datang lima perkara, salah satunya: “waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu”. Dalam konteks ini, ahli tafsir Ibn Katsir ketika membahas ayat: Rabbana atina fi al-dunya hasanah wafil akhirati hasanah… (QS: Al Baqarah :201). Menurutnya, muatan ‘kebahagiaan dunia’ yang kita mohonkan kepada Allah salah satunya adalah nikmat kesehatan.
“Kalau saat ini kita merawat diri setelah diberi kesehatan oleh Allah, maka itu bagian dari amal saleh. Begitu juga ketika KH. Sudja merintis pembuatan rumah sakit PKU sebagai pelayanan kesehatan, itu juga bagian dari amal saleh. Sama juga dengan para petugas medis yang menyelamatkan nyawa, maka perbuatan tersebut sungguh mulia,” terang Agus.
Muhammadiyah mengamalkan perintah merawat kesehatan ini diwujudkan dengan membangun pelayanan medis. Karena itu, ungkap Agus, amal usaha kesehatan bagian dari dakwah persyarikatan dan ukuran keberhasilannya bukan pada keuntungan atau kerugian materi melainkan dakwah nyata yang bermanfaat langsung bagi masyarakat.