MUHAMMADIYAH.OR.ID, PADANG — Rowan Gould, Direktur Australian Indonesian Muslim Exchange Program (AIMEP) menuturkan, kenangan yang dibawa pulang oleh peserta AIMEP asal Australia seusai menjalani hidup dengan keluarga muslim di Indonesia adalah ramah dan terbuka.
Demikian disampaikannya pada Jumat (5/3) dalam acara Kajian Jumat Muhammadiyah yang diadakan oleh PW Muhammadiyah Sumatera Barat (Sumbar) bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Sumbar (UMSB).
Rowan menceritakan, kehidupan Islami masyarakat Indonesia dirasakan begitu indah oleh peserta, mereka mengaku takjub. Banyaknya Masjid di Indonesia yang mengumandangkan adzan lima kali dalam sehari bagi mereka bukan suatu yang menganggu.
“Suasananya terbuka dan mereka bisa mengunggkapkan pendapat. Tidak mengharuskan berbagai hal, juga banyak yang mengatakan mereka (muslim Indonesia) sangat impresif dengan partisipasi perempuan dalam kepemimpinan,” ungkapnya.
Penghargaan muslim Indonesia terhadap perempuan dibuktikan dengan adanya organisasi perempuan Islam seperti ‘Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah (NA), Fatayat, dan Muslimat yang merupakan organisasi perempuan Islam yang bernaung di bawah Muhammadiyah dan NU.
Selain itu, yang menjadikan unik dan identik dari Islam di Negara-negara Asia Tenggara adalah adanya qori’ah (pembaca Al Qur’an perempuan). berbeda dengan negara Islam lain yang keberadaannya susah dan hampir tidak pernah dijumpai di Negara-negara Timur Tengah, Asia Selatan, dan yang lain. Karena di Islam Timur Tengah biasanya hanya qori’ (pembaca Al Qur’an laki-laki) yang ditonjolkan.
“Sedangkan di Indonesia itu qori’ahnya itu juga sangat kelihatan,” imbuhnya.
Penghargaan Islam di Indonesia terhadap perempuan juga bisa dilihat dari pintu masuk ke masjid bagi jamaah perempuan yang dibuat dekat, dan mudah untuk mengaksesnya. Di Indonesia, kata Rowan, meski dalam beberapa budaya antara muslim laki-laki dan perempuan ditempatkan di posisi yang berbeda, namun tidak menunjukkan perempuan sebagai second class citizen.
Rowan menambahkan, selain yang disebutkan diatas, sisi lain yang menarik dari umat Islam Indonesia adalah penghargaan mereka terhadap peninggalan sejarah dari masa pra Islam di Indonesia.
Dalam pengakuannya, ketika datang ke Yogyakarta, dia mendapati Kampus Islam yang sedang menemukan arca Dewa Agama Hindu di lokasi untuk mendirikan bangunan kampus, arca tersebut tidak dihancurkan, akan tetapi dihargai sebagai peningalan sejarah dan diteliti secara akademik.
“Contohnya itu batik dan wayang dan semua corak budaya Indonesia itu ditonjolkan,” imbuhnya.
Bahkan, perserta ada yang berpendapat bahwa, Islam di Indonesia itu tidak kalah berharganya dibanding Islam dari negara lain, termasuk dengan Islam yang ada di Timur Tengah. Melihat ekspresi Islam di Indonesia yang arif dan bijaksana ketika didialogkan dengan lokalitas yang ada, ia berharap ekspresi itu bisa diadopsi untuk dieskpresikan pada Islam di Australia.
Hits: 10