MUHAMMADIYAH.OR.ID, PILANG – Sejak kewafatan baginda Nabi Muhammad Saw, Alquran terus dibaca oleh kaum muslimin. Namun, ayat-ayat Alquran yang penuh keberkahan itu tidak pernah mewujud dalam sebuah gerakan yang riil hingga lahirnya Kiai Haji Ahmad Dahlan dengan tadaburnya mengenai Surat Al-Ma’un.
“Dari Surat Al-Ma’un lahirlah rumah sakit, poliklinik, panti sosial dan gerakan sosial. Padahal ayat itu dibaca setiap hari oleh umat Islam tapi tidak melahirkan kemajuan. Tapi di tangan Ahmad Dahlan, ayat-ayat itu menjadi gerakan rumah sakit, sekolah, dan seterusnya yang semuanya itu ditujukan untuk kesejahteraan umat dan kemajuan masyarakat Indonesia,” terang Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam Pengajian Muhammadiyah Pilang, Jawa Timur, Selasa (12/7).
Pada pengajian tersebut, Haedar menjelaskan bahwa wawasan Muhammadiyah meniscayakan bahwa Alquran tidak boleh sekadar dibaca atau dihafalkan saja, tetapi harus diamalkan dengan konteks zamannya.
Hal ini kata dia nampak dari lahirnya Muhammadiyah sebagai pelopor harakah Islamiyah yang terorganisir secara rapi, mengakomodasi kemajuan zaman, dan menjadi pelopor gerakan Islam modern yang secara nyata berusaha mewujudkan kembali lahirnya peradaban Islam.
Bahkan Muhammadiyah sejak dari zaman Kiai Dahlan telah mengakomodasi perempuan sebagai pelaku dakwah bersama kaum laki-laki dengan semangat emansipasi yang tetap dalam jiwa dan kepribadian Islami.
Peran Muhammadiyah dalam membangun bangsa pun juga ditunjukkan secara nyata lewat banyaknya pahlawan nasional yang lahir dari rahim Muhammadiyah. Dengan 18 orang nama pahlawan nasional, Muhammadiyah menjadi organisasi yang paling banyak menyumbang tokoh bangsa.
Kini, Muhammadiyah terus berikhtiar melanjutkan misi itu dengan membentuk berbagai lembaga pendidikan, kesehatan, dan amal sosial yang semakin menyebar dan maju di berbagai tempat.
Maka dari itu, Haedar mengajak jamaah untuk mensyukuri nikmat berMuhammadiyah dengan tetap menjaga warisan Kiai Ahmad Dahlan, yaitu mengamalkan ayat-ayat Alquran dengan aksi nyata yang berdimensi hablum minallah dan hablum minannas.
“Kesimpulan kita apa yang dilakukan Muhammadiyah itu membawa misi untuk menjadikan Islam itu sebagai agama rahmat, juga sebagai dinul hadharah atau agama yang membawa kemajuan hidup bagi bangsa, negara, bahkan umat Islam di seluruh dunia,” pungkasnya. (afn)