MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA— Bagi Muhammadiyah hubungan natara keislaman dan keindonesia yang sudah final. Komitmen Muhammadiyah dalam hal ini ditegaskan dalam konsep Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah.
Terkait dengan hubungan Agama Islam dan Pancasila, Muhammadiyah mempunyai konsep Darul Ahdi Wa Syahadah. Konsep ini menegaskan komitmen keislaman dan keindonesiaan yang dipahami oleh Muhammadiyah.
Pancasila sebagai Darul Ahdi berarti negeri yang bersepakat pada kemasalahatan. Artinya Darul Ahdi juga dapat dimaknai sebagai Darussalam yang berarti negeri yang penuh dengan kedamaian.
Sedangkan Pancasila sebagai Wa Syahadah berarti negeri kesaksian dan pembuktian bahwa umat harus berperan aktif dalam pemahaman, penghayatan, dan laku hidup sehari-hari. Dalam arti luas, Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah bermakna bahwa setiap kelompok harus berlomba-lomba meraih kemajuan dan keunggulan berdasarkan etika sportifitas.
Menurut Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Yudian Wahyudi, Muhammadiyah merupakan organisasi Islam moderat di Indonesia yang sudah final dalam urusan kaitan antara keislaman dengan keindonesiaan, jadi tidak perlu diragukan keislaman dan keindonesiaan Muhammadiyah.
“Jadi ketika Muhammadiyah mengatakan Darul Ahdi itu artinya sebuah perjanjian yang mengarah kepada kenegaraan,” ungkapnya pada (5/4) dalam acara Sarasehan Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila pada Generasi Milenial di Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
Yudian menjelaskan, saat ini consensus menjadi hukum tertinggi dalam menentukan sebuah hukum di negara Indonesia. Sementara itu, terkait dengan konsep Bhineka Tunggal Ika yang dimiliki oleh bangsa Indonesia tidak boleh hanya diberlakukan pada sisi keragaman agama saja, tapi juga berlaku dalam pada segala sisi.
Melihat Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang memiliki banyak alumni dengan berbagai macam latar belakang, konsep Bhinke Tunggal Ika memiliki arti penting bagi Muhammadiyah. Yudian juga mengajak bersyukur kepada bangsa ini kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pemberiannya yang bermacam-macam ini.
“Di Indonesia ini minimal kita memiliki dua kelebihan dibanding dengan bangsa di dunia ini. Pertama, sumber daya alamnya, dan yang kedua jaminan konstitusional bagi WNI untuk bisa menjadi presiden,” imbuhnya.