MUHAMMADIYAH.OR.ID,YOGYAKARTA — Kewajiban dakwah bagi setiap muslim, lebih-lebih bagi kader ‘Aisyiyah, dakwah harus menyatu dalam laku, pikiran dan termasuk dalam jiwa kader. Dakwah ‘Aisyiyah juga bukan hanya dari mimbar ke mimbar, tetapi di manapun dengan akurasi yang tinggi dengan tetap mengedepankan inklusifitas.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah sebagaimana siaran pers yang diterima redaksi muhammadiyah.or.id pada (1/1). Perempuan yang akrab disapa Bu Bayin ini membeberkan, bahwa dakwah harus memiliki akurasi yang tepat.
“Dakwah ‘Aisyiyah adalah dakwah yang konkrit, bukan dakwah yang hanya bil lisan di mimbar tetapi dakwah kita adalah benar-benar dakwah yang menyasar pada sasaran yang tepat.” ucapnya
Bu Bayin menyebut, salah satu dakwah nyata ‘Aisyiyah dilakukan melalui berbagai kegiatan dari program Inklusi yang menurutnya merupakan bentuk dakwah pemberdayaan. “Setiap manusia wajib berdakwah, wajib menyampaikan termasuk ‘Aisyiyah yang sudah mengokohkan dirinya menjadi organisasi dakwah karena ‘Aisyiyah bukan organisasi biasa tetapi organisasi gerakan yang diikuti amar ma’ruf nahi munkar.” imbuhnya.
Lebih lanjut Salmah menjelaskan bahwa dalam ‘Aisyiyah, persoalan kemanusiaan, umat, dan bangsa pendekatannya adalah dakwah yaitu mengubah keadaan menjadi lebih baik atau istilahnya dakwah pencerahan. Dalam gerakan dakwah, Salmah mengajak segenap pimpinan dan kader ‘Aisyiyah untuk memiliki dakwah minded.
“Jiwanya, pikirannya, tindakannya harus berorientasi pada dakwah. Dakwah itu menyampaikan tetapi ‘Aisyiyah dakwahnya selalu mengajak orang pada jalan Allah, mengajak pada jalan ma’ruf dan menjauhi hal yang munkar,” tegasnya.
Dia melanjutkan, terdapat tiga konsep dalam dakwah pencerahan, yakni pertama, membebaskan mustadh’afin. Kedua, memberdayakan secara sosial ekonomi. Ketiga, memajukan peradaban. Ciri dakwah ‘Aisyiyah seperti dalam program Inklusi ‘Aisyiyah ini disebutnya termasuk dakwah pencerahan karena berbagai kegiatannya yang nyata dan tepat sasaran salah satunya adalah Rumah Gizi ‘Aisyiyah.
Di mana dalam konsep Rumah Gizi ini ‘Aisyiyah mendorong peningkatan berbagai aspek untuk meningkatkan asupan gizi bagi keluarga yang bertujuan untuk salah satunya mengurangi angka stunting.
Terkait stunting, dirinya bersyukur karena kerja-kerja dakwah ‘Aisyiyah dalam rangka upaya percepatan penurunan stunting sudah diakui oleh pemerintah salah satunya dengan mendapatkan penghargaan dari BKKBN pada bulan November 2022 yang lalu. Capaian ‘Aisyiyah tersebut menurut Salmah salah satunya adalah melalui program inklusi ini.
“Harapan melalui dakwah pencerahan yang dilakukan inklusi ini akan membentuk masyarakat yang didampingi menjadi masyarakat yang bekemajuan, berilmu pengetahuan, dan akhirnya menjadi masyarakat yang sejahtera lahir dan batin,” tegasnya.