MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA— Salat dhuha ialah salat sunnah yang dikerjakan pada permulaan siang, yaitu pada waktu naiknya matahari sampai matahari berkulminasi atau berada di tengah. Umat Islam disunnahkan untuk melakukan salat dhuha semampunya tanpa melalaikan kewajiban-kewajiban.
Namun yang menjadi pertanyaan ialah adakah doa khusus sesudah salat dhuha? Majelis Tarjih telah menelusuri kitab-kitab fikih dan kitab-kitab hadis, namun tidak ditemukan adanya hadis yang menerangkan atau mengajarkan lafal-lafal atau doa-doa tertentu setelah selesai menunaikan salat dhuha.
Dalam Fatwa Tarjih yang terdapat di Majalah Suara Muhammadiyah No. 19 tahun 2011 menyebutkan bahwa seorang yang selesai melaksanakan salat dhuha, ia dapat melafalkan doa apa saja yang baik tanpa harus terikat dengan lafal yang dianggap berasal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk salat dhuha. Hal ini sebagaimana Firman Allah: “Jika kamu telah menunaikan salat, maka berdzikirlah (ingatlah) Allah…” (QS. an-Nisa: 103).
Meski demikian, Majelis Tarjih merekomendasikan doa yang diajarkan oleh hadis di bawah ini:
إِنَّ رَسُولَ اللهِ كَانَ يَتَعَوَّذُ بِهِنَّ دُبُرَ الصَّلاَةِ: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ]رواه البخاري ومسلم وأحمد والنسائي واللفظ للنسائ
“Sesungguhnya Rasulullah berlindung (kepada Allah) dari lima hal setelah selesai salat. “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari sifat kikir, aku berlindung kepada Engkau dari sifat pengecut, aku berlindung kepada Engkau dari dikembalikan kepada umurnya yang paling hina (pikun), aku berlindung kepada Engkau dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada Engkau dari azab kubur.” (HR. al-Bukhari, Muslim, Ahmad dan an-Nasai, lafal dari an-Nasai).