MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAKASSAR – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar beserta keluarga besar Muhammadiyah Sulawesi Selatan menyambut silaturahmi mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2005-2015, Din Syamsuddin, Jumat (13/1).
Bertempat di Gedung Iqra Lantai 17, Kampus Unismuh Makassar, silaturahmi digelar dalam bentuk dialog kebangsaan. Sebagai pembicara utama, Din Syamsuddin menjelaskan komitmen kebangsaan Muhammadiyah dalam konsep “Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahdah”.
Konsep yang diputuskan dalam Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar tahun 2015 itu, kata Din Syamsuddin diadopsi dari Tausyiyah Kebangsaan Ketua Umum PP Muhammadiyah tanggal 18 Agustus 2011.
Komitmen Muhammadiyah mengawal kehidupan berbangsa dan bernegara kata dia telah lahir seiring dengan berdirinya organisasi ini yang kemudian ditegaskan oleh sikap kenegarawanan beberapa tokohnya seperti Kasman Singodimedjo, Kahar Muzakkkir dan Ki Bagus Hadikusumo yang terlibat merumuskan dasar-dasar negara.
Upaya membangun bangsa kata dia terus dilakukan Muhammadiyah dalam setiap periode sejarah, utamanya melalui berbagai gerakan untuk melakukan perubahan sosial.
“Ada yang menggunakan pendekatan politik, dengan masuk ke dalam sistem. Ada yang memilih jalan people power atau revolusi sosial. Tapi Muhammadiyah lebih memilih pendekatan transformasi sosial,” kata Mantan Ketua Umum MUI Pusat itu.
Selain gerakan sosial di berbagai bidang pelayanan sosial, pendidikan, dan kesehatan, Muhammadiyah juga mengawal perjalanan bangsa Indonesia agar tidak keluar dari relnyadengan Jihad Konstitusi. Salah satu contohnya adalah judicial review terhadap berbagai UU yang dianggap bertentangan dengan UUD 1945.
Semua langkah yang dilakukan Muhammadiyah itu, kata Din adalah persaksian Muhammadiyah untuk membangun negara Pancasila sebagaimana yang dicita-citakan para pendiri bangsa.
Sementara itu, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan, Mustari Bosra yang ikut hadir pada kesempatan ini menyampaikan perkembangan pesat Muhammadiyah Sulsel di bidang pendidikan.
“Alhamdulillah saat ini kita memiliki 13 perguruan tinggi, yang terdiri dari 8 universitas, 3 institut, 1 sekolah tinggi, dan 1 politeknik,” lanjut Sejarawan Universitas Negeri Makassar ini.
Perkembangan pesantren, kata Mustari, juga cukup menggembirakan. Periode sebelumnya, Muhammadiyah Sulsel hanya memiliki 11 pesantren, saat ini sudah ada 31 pesantren.
Acara silaturahmi ini dihadiri pengurus Majelis/Lembaga PWM Sulsel, organisasi otonom Muhammadiyah tingkat wilayah, serta civitas akademika Unismuh Makassar. Turut hadir pula Rektor Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang, Jamaluddin Ahmad.
Hits: 1612