MUHAMMADIYAH.OR.ID, MALANG—Salah satu cara untuk menyebarkan fatwa tarjih yang dilakukan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (Klaten) ialah dengan pengajian akbar. Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Klaten Fathur Rahman dalam Rakernas Tarjih pada Ahad (23/07) di Universitas Muhammadiyah Malang menyampaikan sejarah suksesnya pengajian Muhammadiyah di sana.
Awalnya, tokoh agama seperti Amir Maksum dan Hamid Irsyad pada periode 60-70an sering menyampaikan kajian agama dalam Majelis Taklim dan melibatkan jamaah dalam dialog dan tanya jawab. Meskipun belum terstruktur dan belum berupa makalah tertulis, pengajian ini mulai menarik banyak pendengar.
Pada periode 80-90an, pengajian semakin menarik perhatian ketika muncul tokoh ulama ahli nahwu sharaf, yaitu Mbah Padmo, yang mahir dalam membaca kitab kuning. Selanjutnya, KH Abdul Ghaniy membahas Ushul Fiqh dan kitab “al-Bayan” karya Abdul Hamid Hakim, serta kitab “Subulus Salam” karya as-Son’aniy. Pengajian ini diadakan di ruang PGA Muhammadiyah dengan jumlah peserta yang terbatas.
Pengajian Tarjih semakin berkembang dan banyak peserta saat Abid menjadi Ketua Majelis Tarjih PDM Klaten. Materi kajian bersifat tematik dan ada tanya jawab yang memancing minat peserta. Akhir periode Abid, jumlah hadirin mencapai 750 orang, mayoritas adalah ibu-ibu ‘Aisyiyah.
Periode berikutnya di bawah kepemimpinan Masduki, pengajian Tarjih semakin bergairah dan peserta melonjak drastis mencapai 1000 – 1500 jamaah yang hadir. Pelayanan ditingkatkan dan materi makalah disampaikan dengan lebih menarik. PDM Klaten memberikan dorongan dan PCM-PCM di Klaten sangat membantu pelaksanaan pengajian ini.
Selanjutnya, di bawah kepemimpinan Zaini Haryono, Pengajian Tarjih berjalan sangat teratur dengan sistem yang baik. Kerjasama antara PDM/A dan PCM/A serta PRM/A semakin baik. Materi dari Himpunan Putusan Tarjih (HPT) dikemas dalam bentuk makalah untuk mudah diterima jamaah. Pada akhir periode ini, muncul gagasan untuk menerbitkan materi kajian dalam bentuk buku.
Periode berikutnya, di bawah kepemimpinan Zaini Haryono periode kedua, jumlah peserta pengajian Tarjih terus bertambah dan mencapai 2000 – 2500 orang. Buku pertama yang diberi judul “Fiqh Tarjih, Kitab Thaharah dan Shalat” berhasil diterbitkan, diikuti oleh buku kedua berjudul “Fiqh-Tarjih Perawatan Jenazah.” Pada akhir periode ini, jumlah peserta mencapai 3000 orang.
Pengajian Tarjih PDM Klaten terus berupaya memberikan pencerahan agama dan semakin diminati masyarakat setempat. Harapan mereka adalah untuk terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi umat.
Di bawah kepemimpinan Fathur Rahman, Pengajian Tarjih PDM Klaten mengalami perkembangan yang luar biasa. Jumlah peserta pengajian mencapai puncaknya, dengan sekitar 4000 – 5000 orang jamaah yang hadir setiap kali acara berlangsung. Hal ini dapat terlihat dari jumlah konsumsi dan makalah yang dibagikan kepada peserta.
Ketua PDM Klaten Mochtar Anshori berbagi faktor kesuksesan dan tantangan yang dihadapi oleh pengajian ini. Menurutnya, Pengajian Tarjih tidak hanya berfungsi sebagai media sosialisasi dan penyebaran HPT, tetapi juga menjadi forum silaturahim antara PDM, PCM, dan PRM di Kabupaten Klaten, yang memiliki 26 cabang dan 386 ranting. Pengajian Tarjih menjadi kegiatan yang hidup dan memberikan manfaat bagi persyarikatan, bahkan menjadi sumber dana untuk kegiatan lain.
Salah satu manfaat yang paling dirasakan adalah sebagai pembimbing ibadah praktis, dengan mengkaji Fiqih Sholat, Perawatan Jenazah, Fiqih Qurban, dan Fiqih Manasik Haji (KBIHU Muhammadiyah Klaten sebagai salah satu KBIHU unggulan di Solo Raya). Selain itu, Pengajian Tarjih juga berperan sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran Muhammadiyah di Klaten dengan melakukan kunjungan ke berbagai cabang, yang dapat menggerakkan semua potensi Persyarikatan.
Faktor kesuksesan Pengajian Tarjih ini tidak terlepas dari beberapa hal. Pertama, tersedianya Kantor Majelis Tarjih dan Tajdid tingkat daerah dan sarana prasarana yang memadai. Kedua, adanya Perpustakaan MTT PDM Klaten yang mendukung pengadaan materi untuk pengajian. Ketiga, adanya kajian rutin Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Klaten setiap minggu sebagai sumber materi.
Selanjutnya, adanya dukungan dari para dermawan serta bantuan keuangan dari Pemerintah Daerah (Pemda) dan BAZDA. Keberhasilan juga dipengaruhi oleh terbentuknya MTT di cabang-cabang, hampir semua cabang Muhammadiyah di Klaten memiliki Majelis Tarjih. Selain itu, PCM/A, PRM/A, Ortom, dan AUM yang aktif mendukung dalam penyelenggaraan Pengajian Tarjih.
Dengan kesuksesan yang telah diraih dan kesadaran akan tantangan yang dihadapi, Pengajian Tarjih PDM Klaten berkomitmen untuk terus menyebarkan pencerahan agama dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi umat. Selain itu, diharapkan menjadi inspirasi bagi PDM di seluruh Indonesia.
Hits: 448