MUHAMMADIYAH.OR.ID, TURKI—T.C. Cumhurbaşkanlığı Millet Kütüphanesi” atau “Perpustakaan Kepresidenan Republik Turki” adalah perpustakaan terkini, termegah, dan terbesar yang berdiri di Turki. Perpustakaan ini diresmikan secara langsung oleh presiden Turki Recep Tayeb Erdogan. Perpustakaan ini menjadi kebanggaan masyarakat Turki, terutama para pelajar, mahasiswa, dan kaum intelektual dan pembelajar.
“Turki sejak lama memang dikenal dengan khazanah intelektual dan literasinya, dimana ada banyak perpustakaan yang tersebar di seantero Turki. Bahkan, dalam koleksi naskah manuskrip, Turki dikenal sebagai negara terbesar yang mengoleksi manuskrip, disusul negara Mesir,” ujar Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Kepala Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) kepada tim redaksi Muhammadiyah.or.id pada Kamis (23/06).
Arwin menuturkan bahwa T.C. Cumhurbaşkanlığı Millet Kütüphanesi adalah perpustakaan termodern dan terkini di Turki, bangunannya supermegah yang mampu menampung sekitar 5 ribu pembaca setiap harinya, bahkan dalam perpustakaan ini juga ramah dengan kaum difabel. Perpustakaan ini terletak dan masuk dalam area istana negara Turki tempat Presiden Erdogan saat ini ‘memimpin rakyat dan negaranya. Keberadaan perpustakaan ini sekaligus menunjukkan perhatian dan patronase Negara atas literasi anak bangsanya.
Perpustakaan ini begitu indah dan megah, dibangun diatas lahan yg sangat luas dan dengan taman yang luas pula. Dalam konstruksinya, setiap sudut ruangan penuh dengan rak-rak buku yg tersusun rapi, koleksi buku-bukunya juga amat beragam dalam berbagai subjek dan bahasa, terutama bahasa Turki. Diantara koleksi buku dan karya yang tak luput dalam perpustakaan ini adalah karya Fuad Seizgin, sang peneliti turats terhebat asal Turki dan bahkan dunia.
“Secara konstruksi fisik perpustakaan ini tampak megah dan mewah, sementara secara sistem dan operasional sangat rapi dan teknologis. Sementara secara dan dalam penataan sangat estetis dan kerap mengeksplorasi dan mengapresiasi kearifan lokal Turki. Gambar-gambar tokoh tertentu dengan quote pemikirannya kerap terlihat di berbagai sudut perpustakaan,” tutur Arwin.
Di perpustakaan ini terdapat beragam aula, mulai aula utama, aula terbatas, dan aula khusus untuk Presiden dan pejabat negara. Tanpa terkecuali, di setiap tingkat terdapat pojok cafe yang menyediakan minuman bagi pembaca dan pengunjung, namun tetap dengan suasana perpustakaan.
Dalam praktiknya lagi, digitalisasi sangat mendominasi dalam segenap operasional perpustakaan ini. Mulai pintu masuk, loker penyimpanan barang, lif, dan akses buku, seluruhnya menerapkan peran digital.
“Alhamdulillah, disela-sela agenda APTISI Sumut Global Partnership, saya bersama dua kolega sesama dosen UMSU (Shareza Hafiz dan Ade Gunawan), didampingi mas Savran Billahi (mahasiswa asal Indonesia yang sedang S-2 di Turki) berkesempatan mengunjungi perpustakaan nan megah ini. Saya benar-benar menikmati dan merasakan atmosfer literasi intelektual tatkala masuk dan berada dalam perpustakaan ini. Kenyamanan dan ketertiban menjadi ciri perpustakaan ini. Sayang, waktu yang teramat singkat menyebabkan kami tidak bisa menelusuri semua sudut perpustakaan ini, karena kami masih punya agenda mengunjungi Museum Ataturk dan segera ke bandara Ankara untuk terbang menuju Istanbul,” terang Arwin.
Sekilas, perpustakaan ini mirip seperti perpustakaan Alexandria di Mesir yang tepat berada di pinggir dan menghadap laut, dimana keunggulan dan keunikan dua perpustakaan ini adalah aplikasi dan penggunaan digitalisasi teknologinya. Arwin mengaku bahwa ini adalah dua perpustakaan terbaik yang pernah dikunjungi.
“Saya berharap dan membayangkan di Indonesia juga ada perpustakaan seperti ini, dibangun diatas lahan yang luas, gedung dan ruang yang representatif, nyaman, dan yang terpenting administrasi-birokrasinya sederhana dan bebas dari kutipan. Tujuannya tidak lain guna menumbuhkan etos literasi di kalangan anak bangsa. Tidak dipungkiri, membaca dan menelaah adalah aktivitas hati dan intelegensia yg membutuhkan kenyamanan dan ketenangan, dan kesederhanaan,” pungkas Arwin.