MUHAMMADIYAH.OR.ID, PEKANBARU – Bekerja sama dengan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Pusat memberikan edukasi kesehatan di Provinsi Riau, Senin, (4/7).
Edukasi kesehatan yang diberikan antara lain soal usaha mengatasi gizi buruk atau stunting pada anak. Perwakilan Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Chairunnisa mengatakan bahwa bidang ini adalah salah satu fokus program organisasi.
Stunting dan gizi buruk menurutnya harus segera diatasi sebab banyaknya stunting akan membuat tingkat sumber daya manusia (SDM) jadi rendah, baik fisik, mental, dan kesehatan.
“Bagaimana kita bisa membuat generasi emas jika masih banyak ditemukan stunting pada anak? Adapun target dari pemerintah yakni stunting kurang dari 14 persen,” ungkapnya.
Bersama Muhammadiyah, ‘Aisyiyah kata dia saling bekerjasama memberikan sosialisasi kesehatan serta pemenuhan gizi ibu hamil sampai usia bayi 2 tahun.
“Baru-baru ini kami menemukan di kelurahan Rejosari Pekanbaru, ada 40 orang anak mengalami stunting. Hal inilah yang harus kita berikan sosialisasi serta edukasi penting kesehatan maupun gizi pada anak nantinya,” tegas Khairunnisa.
Salah Satu Penyebab Stunting: Terlalu Banyak Mengonsumsi Susu Kental Manis (SKM)
Sementara itu, Ketua Harian YAICI, Arif Hidayat dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa stunting anak masih banyak terjadi di wilayah Riau.
Salah satu penyebabnya adalah rendahnya literasi masyarakat terhadap pemicu gizi buruk. Misalnya, masih ditemukan susu kental manis yang sering dikonsumsi sebagai minuman susu dan dijadikan asupan energi anak sejak kecil menggantikan ASI.
Dari hasil survei dengan masyarakat, dia juga menyebut bahwa masih banyak yang beranggapan susu kental manis adalah susu yang dapat dikonsumsi sebagai minuman susu.
“Alasannya karena sudah terbiasa, ada yang merasa pernah mendengar aturan penggunaan susu kental manis, tapi tidak ingin mencari tahu. Ini menunjukkan literasi rendah, masyarakat tidak teredukasi,” ujar Arif.
Apalagi dampak dari kebiasaan mengonsumsi SKM sebagai minuman sehari-hari memang tidak langsung kelihatan terhadap kesehatan atau pun pertumbuhan pada anak. Namun, akibatnya akan mulai terasa di masa mendatang, yakni bisa berupa diabetes ataupun penyakit lainnya.
“Hal inilah yang perlu diperhatikan masyarakat, apalagi masalah kurang gizi pada saat hamil nanti. Bagaimana memiliki nutrisi pada saat hamil dan saat menyusui. Jangan pernah mencoba memberikan SKM kepada anak,” pesannya. (afn)
Hits: 9