MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PP Muhammadiyah, dengan dukungan Lazismu, menerbit buku Keluarga dan Komunitas Ramah Lanjut Usia (Lansia). Hal ini menindaklanjuti, keputusan Muktamar Muhamamdiyah, di Makassar tahun 2015 dan Tanwir Ambon tahun 2017.
Buku tersebut disusun oleh Ibnu Tsani, Sekretaris MPS PP Muhammadiyah, Wawan Gunawan Abdul Wahid, Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, dan Adhi Santika Pegiat Isu Lansia – Anggota Komnas Lansia Periode 2008-2014.
Dijelaskan Ibnu pada aspek teknis, buku ini diharapkan bisa memberikan panduan bagaimana melaksanan program keluarga dan komunitas ramah Lansia untuk MPS tingkat wilayah, daerah, cabang. Serta pengelola AUMSOS (Amal Usaha Sosial Muhammadiyah) pelayanan sosial Lansia dalam panti dan luar panti.
“Pada aspek layanan, melalui penerbitan buku ini, diharapkan pula muncul kesadaran bahwa jihad pelayanan sosial terhadap Lansia akan lebih maksimal apabila menjadi program lintas sektoral (dikelola lintas Majelis, Lembaga dan Amal Usaha) termasuk melibatkan jejaring diluar Muhammadiyah,” ujarnya.
Ibnu mengatakan untuk sementara buku ini baru diterbitkan dalam format digital (pdf) dan telah disebarkan via Whats Apps. “Tahap berikutnya kami akan membuat pengumuman via akun media sosial, cara mendapatkan buku. Selanjut kami sedang membahas rencana kegiatan sosialisasi secara daring, dengan melibatkan MPS se Indonesia dan pengelola AUMSOS Pelayanan Sosial Lansia,” jelasnya.
Cita-cita Muhammadiyah Membantu Lansia Sejahtera
Buku ini diterbitkan dengan harapan membangkitkan kembali kesadaran teologis dan sosologis bahwa, birul walidain harus diaktulisasikan dengan pelayanan yang paripurna dan terukur. Layanan sosial terhadap Lansia yang dikelola oleh Muhammadiyah adalah cerminan bagaimana Muhammadiyah memperlakukan Lansia.
“Problematika kesejahteraan sosial – spritual Lansia seperti benang kusut. Kita dihadapatkan pada isu kemiskinan Lansia, penelantaran dan perlakuan salah, fenome bunuh diri dikalangan Lansia. Belum masalah jaminan kesejahteraan di hari tua, semua itu perlu dicarikan solusi, pendekatan yang bisa ditempuh salah satunya melalui pelibatan keluarga dan komunitas,” papar Ibnu.
Menurutnya, negara ramah Lansia akan sulit terwujud apabila tidak ditopang oleh keluarga dan komunitas ramah Lansia. Dan yang terpenting, muncul kesadaran sosial, menjadi Lansia itu butuh persiapan, jangan sampai kita semua menjadi Lansia dalam keadaan miskin. (syifa)
Hits: 396