MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Masa awal berdirinya Muhammadiyah, Majelis Tabligh merupakan bidang organisasi yang pertama-tama didirikan oleh Kiai Dahlan untuk memudahkan fokus dan jangkauan dakwah.
Pada pengajian Channel Majelis Tabligh Muhammadiyah, Kamis (28/1) Sekretaris Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Miftahul Haq menjelaskan bahwa Tabligh merupakan bagian dari tiga fokus dakwah Muhammadiyah di masa awal.
“Ada tiga fokus di Muhammadiyah pada awal berdiri dan belum menjadi kebijakan organisasi. Pertama Tabligh, kedua mengembangkan Taman Pustaka lewat bacaan dan informasi, dan ketiga adalah PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem),” jelasnya.
Menyadari perkembangan dakwah yang semakin kompleks sebagaimana PKO yang mengirimkan relawan pada musibah meletusnya Gunung Kelud pada 1918, pada 17 Juni 1920 Kiai Dahlan menyadari untuk membentuk divisi khusus yang membidangi dakwah.
Pada hari tersebut, menurut Miftahul Kiai Dahlan menggelar rapat pertemuan dengan 200 anggota Muhammadiyah yang menghasilkan keputusan membentuk empat bagian divisi dakwah, yaitu bagian Tabligh, bagian Sekolahan, bagian Pustaka dan bagian PKO.
“Disepakati bahwa untuk mengefektifkan organisasi Muhammadiyah perlu dibentuk bagian-bagian yang tidak terpisahkan dari Muhammadiyah sehingga memiliki fokus gerakan,” jelasnya.
Saat itu, Kiai Ahmad Dahlan mengamanahi Kiai Fachrodin untuk mengepalai bagian Tabligh, Kiai Hisyam pada bagian Sekolahan, Kiai Muchtar pada bagian Pustaka dan Kiai Syudjak pada bagian PKO.
“Sejak awal Kiai Fachrodin bertekad ingin melakukan penyiaran agama Islam dengan mendirikan surau-surau dan masjid-masjid di seluruh Nusantara. Bagaimana kemudian menjadi bagian untuk melakukan penyiaran agama Islam,” terangnya.
Sebagai tindak lanjut, Kiai Fachrodin menurut Miftahul lalu mendirikan madrasah mubaligh bagi laki-laki dan perempuan.
“Dari situlah kemudian Tabligh terus mengembangkan kegiatan,” jelas Miftahul.
Dari semangat itu, Miftahul menjelaskan bahwa kini Majelis Tablgih meluaskan usaha mencetak para da’I dan da’iyah Muhammadiyah hingga ke berbagai organisasi otonom dari IPM, IMM, HW, hingga NA. (afn)
Hits: 195