MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, SIti Noordjannah Djohantini tegaskan bahwa seluruh gerak ‘Aisyiyah beserta organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah yang lain harus menjadikan Pandangan Islam Berkemajuan sebagai dasar pergerakan memperjuangkan kemanusiaan.
Di acara Seminar Nasional ‘Aisyiyah pada, Sabtu (11/6) secara daring, Noordjannah menyebut bahwa persoalan Gender, Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) merupakan masalah yang terus terjadi dan menahun. Dalam konteks tersebut Muhammadiyah – ‘Aisyiyah dengan Pandangan Islam Berkemajuan telah melakukan concern sejak awal berdiri.
“Yang selama ini berkhidmat di ‘Aisyiyah, kita sudah faham bahwa keberpihakan kita terhadap kelompok-kelompok yang rentan, bahkan tidak sekedar diwacanakan, tetapi sudah dimulai aksi oleh pendiri Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah”. Tuturnya.
Narasi keberpihakan Muhammadiyah – ‘Aisyiyah terhadap kelompok rentan tidak sekedar wacana retoris, melainkan sudah dalam bentuk aksi konkrit sejak Kiai Ahmad Dahlan dan Siti Walidah. Menurut Noordjannah, keberpihakan Muhammadiyah – ‘Aisyiyah terhadap kelompok rentan merupakan fundamental yang berlanjut sampai saat ini.
Sejak 105 tahun yang lalu sampai saat ini, ‘Aisyiyah konsisten berada pada jalur yang menjadi ranah geraknya. Berdiri tegak membela kelompok rentan yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah merupakan ciri organisasi yang on the track di atas dasar gerakan. Selain itu, gerakan kemanusiaan membela kelompok rentan sesuai dengan nilai ajaran Islam.
Oleh karena itu ia berpesan supaya pembahasan perspektif GEDSI untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan dalam kerangka Islam Berkemajuan supaya didialogkan pada dimensi strategi untuk menyambut masa yang akan datang. Pembahasan yang melintas, kata Noor, agar selaras dengan tema besar yang akan diusung pada Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah.
“Tentu tidak sederhana, Kiai Dahlan sudah memulai, dan Nyai dan para tokoh seratus tahun yang lalu. Namun kita masih harus tetap untuk memberikan perhatian pada isu-isu ini, yang bahkan isu-isu ini masuk dalam forum dan kesepakatan-kesepakatan global seperti SDG’s”. ungkapnya.
Terkait dengan isu-isu internasional yang masuk dalam kesepakatan SDG’s, menurutnya selama ini Muhammadiyah – ‘Aisyiyah bukan hanya pada level pusat, tapi juga ranting sudah melakukan aksi konkrit dalam pengentasan isu-isu tersebut. Noordjannah menegaskan bahwa, keberpihakan terhadap kemanusiaan bukan hanya narasi retoris tapi aksi konkrit.
“Aisyiyah telah melakukannya selama ini dengan gerakan-gerakan aksi, gerakan amalia, karena Agama Islam merupakan gerakan amalia. Sebuah agama yang menuntunkan kita untuk terimplementasinya dasar-dasar nilai”. Ucap Noordjannah.