MUHAMMADIYAH.ID, DENPASAR – Muhammadiyah memiliki landasan akidah, pemikiran hingga karakter dan sikap kebangsaan yang jelas sebagaimana tercantum dalam berbagai dokumen resmi Persyarikatan.
Karena itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan agar orientasi keumatan dan kebangsaan Angkatan Muda Muhammadiyah terutama IMM selalu berpedoman dengan sikap resmi Muhammadiyah.
“Sifat, pandangan, bahkan orientasi, tindakan IMM harus selalu menyatu dengan kepentingan umat dan bangsa. Jangan menjadi komunitas yang terasing dari bangsa dan negara. Juga jangan menjadi komunitas yang kontra dari keumatan dan kebangsaan,” pesan Haedar dalam Tanwir XXX IMM, Sabtu (3/7).
“Wawasan kebangsaan kita harus jelas. Jangan malah dari kader Muhammadiyah lahir elit-elit kader yang justru wawasan kebangsaan dan keumatannya cupet. Sempit. Miopik. Malu kita dengan sejarah (Muhammadiyah),” imbuhnya.
Haedar lantas mencontohkan sifat Kiai Ahmad Dahlan yang luwes dan melintas batas dalam bergaul. Semua kelompok dan golongan, bahkan mereka yang berbeda sekalipun menjadi kawan dan tempat belajar Kiai Dahlan.
“Bagaimana mungkin kita hidup di era sekarang seratus lebih tahun dari Kiai Dahlan, kita mengenyam pendidikan ada yang dari luar, ada yang dari dalam negeri umum maupun khusus agama tapi kok wawasan kebangsaan kita sempit. Apalagi menjadi partisan, terpengaruh oleh momen-momen politik yang menggiring kita pada sikap kerdil,” katanya.
Maka, IMM dipesankan Haedar agar menjadi contoh yang berintegritas, sekaligus menjaga marwah dan muruah Persyarikatan.
“Sebab kalian sebagai kader harus punya idealisme yang tinggi, mau bersusah-susah dalam perjuangan. Jangan ingin instan. Termasuk dalam meraih kesuksesan ini. Hidup harus kita raih dengan perjuangan yang juga ada idealisme, ada integritas. Dan itulah yang ditanamkan oleh orangtua Muhammadiyah,” tegasnya.