MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Di masa pandemi sekarang ini Kesehatan menjadi hal yang mahal harganya. Maka, sebagai salah satu bentuk kesyukuran pada Allah kita perlu memaknainya dengan anugrah yang luar biasa.
“Kesehatan yang dianugrahkan Allah pada kita tidak bermakna bahwa kita pasti orang shaleh. Betapa banyak orang-orang yang ingkar pada Allah diberikan berbagai macam anugrah kenikmatan dunia. Orang-orang yang berdosa, bermaksiat, baik itu melakukan kejahatan pada Allah maupun manusia mereka hidup dengan penuh kenikmatan,” kata Fathurrahman Kamal, Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, dalam Kajian Kamis Pagi, (7/1).
Tetapi, lanjut Fathur banyak juga orang-orang beriman yang tulus ikhlas berjuang tetapi kasat mata hidup mereka tampak sulit. Itu juga tidak menjadi tanda bahwa mereka sedang diabaikan oleh Allah.
Fathur menjelaskan Rasulullah saw menyatakan didalam hadistnya, jika Allah menghendaki suatu kebaikan bagi seseorang maka Allah timpakan bala dan cobaan pada orang tersebut.
“Karena itu kesyukuran kita ini bukan kesyukuran yang semata-mata kita ucapkan secara lisan tetapi kita menyakini seyakin yakinnya bahwa semua nikmat yang kita rasakan dari Allah swt,” ujar Fathur.
Menurutnya, semua yang kita rasakan adalah karunia Allah dengan tujuan menguji kita apakah kita termasuk orang-orang yang bersyukur terhadap nikmatnya, atau termasuk orang-orang yang kufur pada nikmatnya.
Dalam kajian tersebut Fathur sempat menyinggung tentang Almarhum Yunahar Ilyas yang merupakan pionir kajian Kamis Pagi yang biasanya diselenggarakan di Kantor PP Muhammadiyah. Fathur mengungkapkan kajian kamis pagi ini telah dilaksanakan Yunahar selama 20 tahun.
Fathur mendoakan agar seluruh amal kebaikan Yunahar diterima disisi Allah. Dan ilmu yang telah ditularkannya terhitung sebagai amal jariyah.
Hits: 25