MUHAMMADIYAH.OR.ID, SLEMAN – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir membuka Pelatihan Penggerak Utama Persyarikatan Batch II pada Kamis (5/9) di BBPPMPV Seni dan Budaya, Sleman.
Selain Haedar Nashir, acara pembukaan juga dihadiri oleh Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti, Ketua Biro Pengembangan Organisasi (BPO) PP Muhammadiyah Punang Amaripuja, dan Wakil Ketua III BPO Pariyanto.
Menyampaikan keynote speech, Haedar mengapresiasi atas diselenggarakannya acara ini. Menurutnya, ini langkah bagus yang diambil, sebab sekretaris merupakan wajah dari sebuah bangunan dan pintu keluar masuk ke sebuah bangunan.
“Sekretaris menjadi faktor penting bagaimana mengelola dinamika rumah itu, maupun juga dengan relasi tetangga. Intinya sekretaris itu manajer organisasi,” kata Haedar.
Muhammadiyah sebagai gerakan, maka sekretaris Muhammadiyah juga sebagai sekretaris gerakan – tidak sama dengan dunia korporasi. Maka nasib organisasi sebenarnya berada di sekretaris itu.
Sekretaris dalam manajerial Muhammadiyah terdapat dua dimensi yaitu yang operasional setiap hari yang dibantu oleh kantor. Dimensi kedua adalah strategis yang mengatur dan mendinamisasi hal-hal penting dari yang kepentingan organisasi.
“Bahkan di saat ada banyak hal penting, Sekretaris harus bisa memilah mana hal yang terpenting. Tentu semuanya terkait dengan sistem kepemimpinannya,” ungkapnya.
Organisasi sebagai sebuah sistem, jika merujuk pada teori Talcott Parson terdapat segitiga berkait; pada titik pertama ada aktor, kedua value atau nilai di Muhammadiyah adalah ajaran Islam, dan titik yang ketiga adalah struktur.
“Struktur itu bukan benda mati, tetapi terkait dengan value dan aktor. Dulu struktur di Muhammadiyah itu terkait dengan administratif saja. Jadi dalam sebuah sistem itu betapa kompleksnya relasi sistem organisasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Muhammad Sayuti menyampaikan pelatihan ini selain diikuti perwakilan PWM, juga ada dari perwakilan PP ‘Aisyiyah, serta perwakilan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-DI. Yogyakarta.
Dari Pelatihan Penggerak Utama yang diadakan PP Muhammadiyah mendapat respon positif dari wilayah. Bahkan setelah batch I, sudah ada tiga PWM yang mengajukan untuk melakukan pelatihan serupa untuk PDM di wilayahnya.
Pada batch II ini diikuti oleh PWM Kalbar, Kalsel, Jabar, DKI Jakarta, DI. Yogyakarta, Jatim, Bali, NTT, NTB, Sulsel, Sulteng, Sulbar, Sulut, Sultra, Malut, Maluku, Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, dan Gorontalo.