MUHAMMADIYAH.OR.ID, PONTIANAK – Milad ke-111 Muhammadiyah menurut Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti ditandai dengan Amal Usaha (AUM) yang tidak lagi sebagai aktualisasi amal salih, tapi juga sebagai implementasi Islam rahmat bagi seluruh alam.
Saat ini Persyarikatan Muhammadiyah sudah menjadi organisasi Islam terbesar dengan jumlah sebaran dan bidang garap merata di seluruh Indonesia. Bahkan tidak hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Namun soal kualitas, Muhammadiyah senantiasa terus memperbaikinya.
Sebagai implementasi dari Islam rahmat bagi seluruh alam, Abdul Mu’ti, menjelaskan bahwa AUM yang dikelola oleh Persyarikatan Muhammadiyah tidak dikhususkan bagi warganya saja, tidak hanya untuk umat Islam saja, tetapi pelayanan dari AUM untuk semua.
Dalam acara Resepsi Milad ke-111 Muhammadiyah di Kalimantan Barat (16/12), Abdul Mu’ti mengungkapkan, praktik pelayanan inklusif itu menjadi kebutuhan mendesak bagi dunia saat ini. Inklusivitas di AUM katanya, menjadi praktik yang mengagumkan bagi dunia lain.
“Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, menghadirkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin, sehingga dengan Amal Usaha Muhammadiyah itu kita bisa menjadikan Islam sebagai agama yang memberikan manfaat. Sebagai agama yang menghadirkan rasa aman, sebagai agama yang memberikan harapan kepada siapapun,” kata Mu’ti.
Oleh karena itu, pada Milad ke-111 Muhammadiyah seluruh elemen dari gerakan ini untuk dilakukan penyegaran. Sehingga Muhammadiyah tidak hanya dikenal kebesarannya, tetapi juga yang terbaik kualitasnya.
Dalam melakukan penyegaran, menurut Mu’ti, bisa dimulai dari menghidupkan kembali manhaj Muhammadiyah, terutama manhaj di awal berdirinya. Di mana manhaj yang menjadi dasar berdirinya Muhammadiyah adalah mengamalkan ajaran Al Qur’an, yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat).
Manhaj awal itu, lanjutnya, menjadikan Muhammadiyah sebagai organisasi yang siap bersaing untuk kebaikan. Melalui manhaj tersebut Muhammadiyah dikenal kepeloporannya atas integrasi sekolah Islam, mendirikan taman kanak-kanak, rumah sakit, rumah yatim dan miskin, serta gerakan literasi yang berkembang saat itu.