MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAKASSAR – Haedar Nashir mewakili Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengucapkan terima kasih kepala Majelis Wakaf dan Kehartabendaan yang telah menjalankan segala tugas dan upaya yang telah dilakukan untuk mengelola aset Muhammadiyah.
“Apa yang bapak-bapak dan semua lakukan tentu tidak lain dan tidak bukan sebagai aktualisasi ibadah kita kepada Allah dan menjalankan fungsi kekhalifahan sebagaimana kewajiban kita melalui Muhammadiyah. Tentu apa yang dilakukan itu akan menjadi pahala yang terbaik dari amal soleh kita,” ungkap Ketua Umum PP Muhammadiyah ini dalam acara Rakornas Majelis Wakaf dan Kehartabendaan, Jumat (22/7) malam secara daring.
“Kami sangat mendukung langkah fokus dari majelis wakaf tahap demi tahap termasuk dalam Rakernas ini untuk bagaimana membangun sistem informasi yang selengkap-lengkapnya dalam hal perwakafan dan kehartabendaan sehingga aset kita itu makin lama makin terkonsolidasi dengan baik. Perjalanannya memang masih panjang bahwa banyak atau masih terdapat aset wakaf dan kehartabendaan kita yang memerlukan penertiban termasuk sertifikasi lahan-lahan atau tanah-tanah kita yang cukup luas dan alhamdulillah juga dari berbagai pihak banyak dukungannya,” terang Haedar.
Haedar melanjutkan PP Muhammadiyah juga percaya bahwa relasi yang selama ini dibangun oleh Majelis Wakaf dengan para pihak termasuk dengan BPN pusat sampai daerah akan terus dilakukan biarpun sekarang ada pergantian kabinet khusus di badan pertanahan nasional dan tata ruang tetapi insyaAllah dua-duanya selama ini sudah banyak banyak bekerja sama dan hubungannya cukup baik dengan kita Muhammadiyah. Hal yang juga tentu penting dilakukan dalam jangka panjang, kata Haedar, yaitu integrasi wakaf, hibah, dalam berbagai hal yang berkaitan dengan aset Persyarikatan.
“Nah soal kelembagaannya tentu semuanya fleksibel tetapi yang paling penting adalah proses integrasi. Wakaf betapapun ada keterbatasan memang kan selalu menjadi bagian dari komitmen keagamaan setiap Muslim untuk berwakaf, kemudian ada kelenturan untuk berhibah tentu juga menjadi lebih terbuka, longgar, tetapi semuanya tetap harus terwadahi karena semangatnya adalah semangat untuk berbagi kebaikan dari apa yang kita miliki. Kita memerlukan ikhtiar yang terus menerus dalam hal menggerakkan pengelolaan wakaf dan kehartabendaan ini,” jelasnya.
“Ini bukan hanya tugas majelis wakaf saja tetapi juga tugas Persyarikatan secara keseluruhan termasuk Majelis Tabligh dan lain sebagainya bagaimana sekarang kita menghidupkan ruh berzakat, berinfak, bersedekah, dan berwakaf di kalangan Muhammadiyah tentu juga secara luas di kalangan umat Islam agar potensi umat Islam dan Muhammadiyah itu semakin kuat. Kita ajak, kita dorong, kita motivasi semangat untuk berwakaf termasuk berzakat, berinfak, bersedekah, karena inilah potensi dan kekuatan umat Islam,” kata Haedar.