MUHAMMADIYAH.ID, LAMPUNG – Sebagai sebuah gerakan keagamaan, karakter utama Muhammadiyah di samping berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah tajdid atau ijtihad dengan sifat pencerahan.
Karakter utama itu patut dipahami agar warga, pegiat atau pimpinan Persyarikatan tidak terbawa arus oleh tanggapan miring pihak partisan politik yang tidak memahami sejarah dan sifat utama Muhammadiyah dalam melakukan dakwah dan kiprah kebangsaan.
“Jangan terbawa arus dengan pandangan peyoratif seperti itu. Ketika kita berorganisasi tidak yakin dengan karakter diri kita, saya pikir hilang muruah dan karakter keorganisasian kita,” himbau Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Rabu (25/11).
Dalam Peringatan Milad 108 Muhammadiyah yang diadakan secara webinar oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Lampung, Haedar menjelaskan bahwa Muhammadiyah tetap berkomitmen menjaga dakwah sesuai dengan ciri yang telah digariskan oleh Kiai Ahmad Dahlan, yaitu membawa dalil, ilmu pengetahuan, dan hikmah.
Sebelum Indonesia lahir hingga kini, Muhammadiyah dengan tanpa pamrih telah memberikan banyak peran-peran kebangsaan yang konstruktif, solutif dan tidak kolosal.
Di masa pandemi, Muhammadiyah mengerahkan seluruh kekuatannya dan menghabiskan lebih dari 300 Milyar rupiah untuk penanganan pandemi.
“Tidak benar jika Muhammadiyah hanya mengurus sekolah. Peran di berbagai masalah genting nasional juga menjadi urusan Muhammadiyah. Muhammadiyah tidak bisa amar makruf nahi munkar di jalanan. Itu bukan cara kita. Jika ada yang menuntut, berarti tidak paham cara Muhammadiyah,” tegasnya.
Hits: 8