MUHAMMADIYAH.OR.ID, MALANG – Irfan Amalee menjelaskan kaitan Muhammadiyah dengan perdamaian, bahwa sejak dulu Muhammadiyah telah aktif dalam misi perdamaian. Misalnya, pada tahun 2003 yang mana mereka mengirim dan membagi tim ke Indonesia timur dan barat untuk melerai konflik.
“Muhammadiyah juga kerap mengundang berbagai tokoh yang berseberangan untuk memberikan pandangan baru. Mengutip perkataan Ahmad Dahlan, tokoh yang tidak percaya tuhan saja sangat menjunjung tinggi kemanusiaan, apalagi kita sebagai muslim seharusnya bisa lebih dari mereka,” kata Irfan, pada Selasa (27/4).
Irfan bercerita bahwa paham perdamaian telah diserukan oleh islam sejak dulu kala. Saat Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, ia menyampaikan tiga perintah utama. Dimulai dari perdamaian, kepedulian, dan silaturahmi. Hal ini pula yang dilakukan Kiai Ahmad Dahlan dalam menyebarkan Islam di Indonesia. Menurutnya, peace dan justice harus berjalan beriringan dan bersama.
“Ada tiga jalan untuk menuju perdamaian tersebut. Pertama, kita harus berdamai dengan diri kita sendiri. Kedua, kita harus memiliki cara pandang yang benar kepada orang lain. Terakhir, kita harus belajar dan menguasai skill of conflict,” ujar Irfan pada kegiatan Syiar Ramadan in Campus 1442 H.
Ia kembali melanjutkan bahwa inti dari jalan menuju perdamaian adalah membangun empati dan pikirian kreatif. Jika individu tidak memiliki hal tersebut, maka dirinya akan mudah terprovokasi dan memicu konflik. Karena hal tersebut, Irfan memberikan tips dalam mengasah empati dan creative thinking.
“Ada tiga kiat yang bisa diterapkan untuk mengasah empati dan creative thingking kita. Pertama adalah bertanya sebelum menghakimi. Kedua adalah aktif untuk mendengarkan pendapat orang lain. Terakhir, mau melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda,” jelasnya di akhir kajian.
Hits: 5