MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Dalam aksi penanggulangan bencana, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) mengutamakan etika kemanusiaan sebagai prinsip utama gerakan.
Wakil Ketua MDMC Pusat Rahmawati Husein menyebut Muhammadiyah mendasarkan gerakannya pada ayat 32 Surat Al-Maidah yang berpesan bahwa memelihara satu nyawa manusia sama dengan memelihara seluruh nyawa umat manusia.
Karenanya, Muhammadiyah menurut Rahmawati Husein tidak pernah diskriminatif saat memberikan pertolongan.
“Jadi prinsip yang dipegang adalah menolong manusia. Ini sejalan dengan prinsip kemanusiaan global yang kita pegang,” terangnya dalam Dialog di Channel 164 Nahdlatul Ulama, Jumat (26/2).
Prinsip pertama kemanusiaan global adalah humanity. Di manapun penderitaan manusia ditemukan, menurut Rahmawati harus ditangani dan tidak boleh ditunda atau didiamkan.
Prinsip kedua adalah imparsialitas, yaitu penekanan pada kesetaraan dan anti diskriminasi dalam kerja-kerja kemanusiaan.
Prinsip ketiga menurut Rahmawati adalah independensi. Aksi kemanusiaan tidak boleh dilandasi tujuan ataupun agenda lain di luar kemanusiaan, apalagi agenda politik.
“Keempat, adalah prinsip netralitas, tidak boleh memihak. Memihak harus pada penyintas, berbasis hak bukan golongan. Empat etika ini perlu dijunjung seluruh organisasi keagamaan,” terangnya.
Atas pemahaman etika di atas, Rahmawati mengungkapkan bahwa Muhammadiyah tidak pernah menjumpai kendala serius seperti penolakan ketika hadir di tempat bencana yang dihuni mayoritas non muslim atau aliran berbeda seperti Syi’ah di Sampang Madura.
Tak hanya pelayanan terhadap Syi’ah di Sampang, Muhammadiyah menurut Rahma juga melakukan hal yang sama terhadap penyintas Hindu di Nepal atau penyintas Katolik di Filipina.
“Ini memang tugas kita sebagai pembawa kerja-kerja kemanusiaan untuk mengingatkan bahwa kita diciptakan bersuku-suku untuk saling tolong-menolong,” ujarnya.
“Jadi prinsip kemanusiaan itu tinggi, ini yang diajarkan dalam Al Maidah,” tegasnya.