MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAGELANG – Anggapan bahwa Muhammadiyah tidak bisa melakukan dakwah yang dibangun oleh sosok kharismatik seperti sosok Kiai tidak selamanya benar. Di beberapa tempat, Muhammadiyah memiliki tokoh kharismatik yang dakwahnya selalu ramai diikuti oleh ribuan orang.
Dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah, Senin (23/5), akademisi UM Magelang, Agus Miswanto memberi sebuah contoh dengan dakwah Kiai Zen Fanani di Tempuran, Magelang.
Merintis pengajian lebih dari 20 tahun secara konsisten, pengajian Jumat pagi Kiai Zen kata Agus mencapai tiga ribu orang. Strategi yang digunakan beliau adalah tempat pengajian yang bersih dan rapi, rangkuman materi pengajian dalam bentuk tulisan, dan interaksi dengan jamaah selepas pengajian seperti bersalaman satu per satu.
“Sehingga kemudian ada keterikatan emosional sehingga kalau absen satu kali (jamaah) ada seperti rasa getun (penyesalan),” kata Agus. Cara ini dia anggap berhasil menjaga dakwah Muhammadiyah sekaligus menghidupkannya.
Adapun jika di tingkat daerah atau cabang tidak memiliki tokoh kharismatik, Agus menilai Muhammadiyah setempat perlu untuk memaksimalkan fungsi kelembagaan masjid agar jamaah Muhammadiyah tetap terjaga.
“Di Muhammadiyah sekarang ada jargon ranting itu penting, tapi ingat ranting itu tidak akan berfungsi kalau tidak sampai mengurus jamaah. Karena itu yang lebih penting adalah masjid dan jamaah masjidnya,” pesan Agus.
Di samping itu, hal ini mengisyaratkan bahwa setiap ranting perlu setidaknya perlu memiliki satu masjid khusus yang menampilkan dakwah Muhammadiyah.
“Karena banyak pengurus yang tidak ngopeni masjid sehingga banyak ranting-ranting yang tidak memiliki masjid. Bagaimana kita bisa membina jamaah pengajian kalau kita tidak memiliki masjid sehingga jamaah kita lebih banyak diopeni orang yang basis(pengajian)nya adalah masjid,” jelasnya. (afn)
Hits: 15