MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA—Muhammadiyah Jawa Timur selain memadatkan keilmuan dalam bentuk amal usaha konkrit-nyata, juga melahirkan buku sebagai upaya melahirkan atmosfer perjalanan pemikiran Muhammadiyah.
Hal tersebut disinggung oleh Sa’ad Ibrahim, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur dalam acara Respesi Milad Muhammadiyah ke-108 PWM Jatim pada (23/11) melalui kanal siaran media sosial.
Dalam dunia kepenulisan, PWM Jatim memiliki jenis tulisan bersifat induk yang diinisiasi oleh PWM Jatim dan ada bagian yang dijabarkan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah.
“Bahkan juga telah kita bahas untuk penulisan dari masing-masing amal usaha yang telah sangat berada di posisi-posisi terdepan, dan bagian yang akan ditulis terkait dengan pengalaman konkrit dari pimpinan wilayah jatim, masing-masing orang, termasuk ‘Aisyiyah,” tuturnya.
Pada kesempatan ini, Sa’ad juga meresmikan dimulainya kepenulisan buku yang diinisiasi oleh PWM Jatim. Dan diperkirakan pada Muktamar Muhammadiyah tahun 2022, sebanyak 40 sampai 50 buku akan dirilis oleh PWM Jatim. Menurutnya, semangat literasi harus senantiasa dirawat.
Perayaan resepsi milad Muhammadiyah ke-108 yang diselenggarakan oleh PWM Jatim ini juga diadakan bedah buku, Islam & Agenda Indonesia Berkemajuan yang ditulis oleh Prof. Ahmad Jaenuri, dan buku yang berjudul Makna di Balik Peristiwa yang ditulis oleh Prof. Syafiq Mughni.
Memaparkan garis besar buku yang ditulisnya, Prof. Ahmad Jaenuri menjelaskan, dalam memahami sebuah buku, pembaca harus juga memahami penulisnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui lebih dalam kandungan dari isi buku yang dibaca.
“Semakin dekat kita menegal penulis buku, akan semakin paham isi buku itu. Karena penulis itu dibentuk oleh lingkungan yang macam-macam, agama, sosial, politik, budaya itu sangat mempengaruhi,” katanya.
Realitas yang melingkupi penulis akan menjadikan ide dan pikirannya tertuang dalam bukunya. Hal ini yang kemudian akan menghasilkan novellty dalam sebuah karya, sehingga meskipun memiliki obyek sama dengan penulis lain, buku atau karya yang dihasilkan berbeda.
Dalam buku yang ditulisnya, Prof. Jaenuri membahas tiga poin pokok, yakni toleransi, demokrasi dan HAM, serta keadilan sosial. Hematnya, ketiga pokok bahasan yang dituangkan tersebut menurutnya sampai sekarang ini belum terrealisasi.
“Islam telah memberikan sumbangan pemikiran tentang toleransi, dan toleransi itu dibentuk atas dasar pluralitas, kita memahami keragaman disekitar kita,” ucapnya.
Namun selama ini dalam prakter, toleransi yang dipahami oleh umat muslim belum ada realisasi sosial maupun kenegaraan, dan pemerintahan. Prof Jenuri menegaskan, yang ada saat ini hanya adalah kecenderungan uniformitas atau menjadi satu.
Sementara, penulis buku kedua yang dibedah yang berjudul Makna Di Balik Persitiwa, Prof. Syafiq Mughni memaparkan, persoalan yang dihadapi oleh umat Islam di dunia ini selalu mengalami kesenjangan, antara yang idealita dan realita.
Buku yang ditulisnya tersebut merupakan hasil dari pengamatan terhadap realitas atau peristiwa yang dialami oleh masyarakat dunia, terlebih umat muslim. Pengamatan selain dilakukan terhadap internal umat muslim, juga diarahkan kepada masyarakat secara umum. Karena diantara realitas atau peristiwa yang terjadi di dunia memiliki keterkaitan.
“Karena kita melihat ada keterkaitan senantiasa antara intern umat Islam dan esktern umat Islam. Sehingga ketika membahas persoalan Islam ini, tentu kita tidak bisa juga meningalkan persoalan-persoalan yang berkembang di luar umat Islam,” urainya.
Secara garis besar dalam buku ini, Prof. Syafiq memulai pembahasan dengan meyorot keberadaan Muhammadiyah. Pasalnya, Muhammadiyah adalah organisasi pergerakan yang penting. Adanya Muhammadiyah bukan hanya fenoma nasional, tetapi sudah menjadi fenomena internasional.
Selanjutnya juga menyoroti tentang dinamika komunitas masyarakat sebagai unit agama dan unit sosial. Dalam buku ini juga disoroti tentang ide-ide yang berkembang dan berperan dalam mengerakan masyarakat, dan menyoroti tokoh-tokoh yang berperan dalam pergerakan Islam dan luar Islam.
“Saya ingin mengajak semuanya mengambil hikmah, dari seluruh peristiwa itu. Supaya kita menjadi lebih ways dan punya taktik dan cita-cita hidup yang lebih matang di dalam memperjuangan cita-cita,” pungkas Syafiq.
Hits: 6