MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Menghadapi era disrupsi yang semakin kuat, salah satu strategi yang dilakukan oleh Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah dalam mengawal dakwah Persyarikatan adalah dengan membangun kader-kader digital.
“Seiring dengan perjalanan waktu dan semakin rumitnya dinamika ini, informasi saling berlalu lalang, peran MPI ini semakin hari semakin berat tantangannya tidak hanya pada konsep bagaimana menyajikan informasi dan materi serta narasi tapi bagaimana kemudian bisa menguasai distribusi dan traffic di sosial media. Ini saya kira yang sekarang memang menjadi tantangan baik di MPI maupun di Persyarikatan,” ungkap Sekretaris Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah, Iwan Setiawan.
Dalam siaran TVMU “Diskusi Reflektif Bulan Bermuhammadiyah”, Rabu (15/12), Iwan menuturkan bahwa kader digital itu berasal dari aspirasi kaum muda di Persyarikatan yang berfungsi untuk mengawal narasi Persyarikatan sekaligus meluruskan informasi yang salah tentang Muhammadiyah.
“Harapan kami bisa menjadi gerakan atau sebuah upaya kita untuk bermain, berikhtiar di ranah digital sehingga kemudian bisa menjadi tenaga atau relawan membuat konten, produksi dan distribusi konten,” tuturnya.
“Peran kader digital ini diharapkan sebagai kekuatan baru bagi Persyarikatan untuk era ke depan dan ini saya kira tidak mudah karena inisiasinya baru beberapa bulan,” ungkapnya. Selain kader digital, MPI bergerak di berbagai bidang informasi dari penerbitan, audio, hingga visual.
Gerak MPI menurut Iwan berada di empat kata kunci yaitu sinergitas, kolaborasi, networking dan kaderisasi. Karenanya MPI juga bersinergi dengan berbagai majelis dan organisasi otonom, Suara Muhammadiyah, Suara ‘Aisyiyah, termasuk Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM).
Meski kerja MPI tidak mudah, Iwan berpesan agar para pimpinan MPI dari pusat hingga cabang terus optimis dan bergerak maju mengawal dakwah Persyarikatan Muhammadiyah.
“Kelak Muhammadiyah ini tidak hanya berusia 100, 200, 300, atau 400 tahun, tetapi kita berharap Muhammadiyah ini langgeng sehingga kaderisasi itu perlu dan kekuatan sinergitas mudah-mudahan menjadi ruh bersama antara majelis, lembaga, ortom, maupun antara lini kepemimpinan di Muhammadiyah baik pusat, wilayah, daerah, cabang dan ranting karena kekuatan inilah yang akan membangun bersama-sama dakwah ini semakin optimal,” pungkasnya.