MUHAMMADIYAH.OR.ID, PEKANBARU – Mendukung pemberantasan Narkoba di Provinsi Riau, Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) melaksanakan kuliah umum dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) di Auditorium Kampus Utama UMRI, Senin (20/3).
Selain itu, dalam kuliah umum ini Rektor UMRI, Saidul Amin menegaskan komitmen Muhammadiyah dalam pemberantasan narkoba dengan mendirikan Pusat Rehabilitasi di kampus UMRI.
Hadir dalam forum ini, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Irwan Akib menyebut narkoba sebagai ancaman utama bagi pembangunan generasi muda dan sumber daya manusia unggul.
Irwan lantas menegaskan jika PP Muhammadiyah mendukung ikhtiar positif UMRI untuk membangun pusat rehabilitasi sebagai langkah nyata dan konstruktif Persyarikatan Muhammadiyah dalam bidang ini.
“Bagaimana UMRI menjadi bagian penting dari penyelesaian persoalan (narkoba) di Riau, setelah itu bisa dikembangkan ke universitas yang lain,” ujarnya. Irwan juga berharap semua lapisan masyarakat bisa bekerjasama dalam menyelesaikan persoalan ini.
“Ada BNN, pemerintah dan tokoh masyarakat karena ini semua bukan kepentingan Muhammadiyah, ini kepentingan masa depan semua kita,” tegasnya.
Inisiatif UMRI mendirikan pusat rehabilitasi juga dipuji oleh Direktur Pascarehabilitasi Deputi Bidang Rehabilitasi BNN, Brigjen dr. Farid Amansyah, Sp.PD., FINASIM. Apalagi, Provinsi Riau merupakan salah satu jalur utama peredaran Narkoba.
“Riau merupakan jalur perlintasan narkoba. Alhamdulillah sudah ditangkap sebagian oleh pak Guntur 276 kilo gram sabu. Karena jalur darat juga banyak pelabuhan tikus. Sebagaimana kata pak Firdaus bahwa Riau memiliki 2000 KM garis pantai,” ungkapnya.
Menurut Farid, narkoba masuk dalam kategori kejahatan luar biasa (extra ordinary crime). Sejak tahun 2015, Indonesia telah masuk dalam situasi darurat narkoba. Dari 275 juta penduduk Indonesia, lebih dari 3.66 juta di antaranya menyalahgunakan penggunaan narkoba.
Ikhtiar mendirikan pusat rehabilitasi ini menurutnya merupakan langkah unggul Muhammadiyah dalam bertindak di garis depan bersama pemerintah.
“Alhamdulillah UMRI sudah memulai. Kita juga dengar UMRI mendirikan pusat rehabilitasi. Ini adalah hal yang luar biasa,” pujinya.
Sementara itu, Rektor UMRI, Dr. H. Saidul Amin MA mengatakan bahwa keberadaan perguruan tinggi harus menjadi problem solver, bukan problem maker. Saidul menegaskan tekadnya untuk menjadikan UMRI sebagai Part of Solution dalam banyak aspek. Satu di antaranya adalah dengan mendirikan pusat rehabilitasi narkoba yang berlokasi di Duri.
Ia berharap bantuan dari berbagai pihak di antaranya Gubernur Riau, BNN Riau termasuk Polda Riau dalam hal pembangunan dan proses pendirian pusat rehabilitasi itu.
“UMRI harus menjadi Part of Solution dalam banyak aspek. Salah satunya adalah dengan mendirikan pusat rehabilitasi narkoba yang berlokasi di Duri. Kita sudah siapkan tanah dan bangunannya, namun perlu rehablitasi. Gubernur Riau dan BNN Riau juga sudah datang meninjau. Untuk bangunan tentu kita butuh bantuan pihak-pihak terkait,” jelas Saidul. (afn)