MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Terlepas apa yang terjadi di India, memang dari karakter virus ini ada laporan menyatakan virusnya cukup. Ada varian B1617 ini yang merupakan bagian dari varian yang dari Inggris B117 sebenarnya itu sudah ada sejak bulan oktober, tepatnya dua minggu setelah kemunculan B117.
Begitu disampaikan dr. Ludhang P. Rizki, Ahli Mikrobiologi dalam Talkshow TV Muhammadiyah, Rabu (28/4).
“Ini yang ternyata tidak diantisipasi, ini menjadi pelajaran bagi negara kita, apapun temuan varian-varian dari negara lain mestinya dikejar pemeriksaan mutasinya variannya. Sehingga kemarin ada kasus pertama B117 mestinya selain diisolasi mulai diperbanyak hasil-hasil apakah memang ada mutasi yang memang berhenti di beberapa laporan yang sudah ada atau jangan-jangan masih ada terus, itu berada di negara kita, maka penting adanya pemeriksaan yang real time,” jelasnya.
Terkait dengan angka kematian yang tinggi di India, lanjut dr. Ludhang ini memang pemicunya krisis oksigen. Kemudian rumah sakit itu seperti kaget dengan kasus berjatuhan bertubi-tubi. “Bahkan yang viral kemarin ada pasien-pasien yang saturasi di bawah 80 dan bergeletakan di jalan-jalan raya atau antri menunggu dapat oksigen. Sejak awal untuk screening dan testing di India ini longgar dan lengah,” terangnya.
Dijelaskan dr. Ludhang virus B1617 ini punya dua titik mutasi. “Sebenarnya mutasinya ada tiga belas titik hanya saja dua titik diantaranya ini yaitu E484Q dan L452R ini dimiliki di Brazil dan di Afrika Selatan sehingga seolah-olah ada komponen dari Brazil dan Afrika Selatan ini ada satu virus yang ditemukan di India,” paparnya.
Menurutnya masih terlalu dini juga untuk menyatakan bahwa varian virus ini menjadi penyebab keparahan infeksi berbeda dengan varian UK (B117) yang sudah banyak penelitian memang itu sangat menular.
Hits: 0