MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Bagi kader Persyarikatan Muhammadiyah yang berdiaspora baik melalui bidang pendidikan dan lainnya ke luar negeri, tidak dulu memikirkan untuk kembali ke tanah air, bahkan kalau bisa menetaplah di negara-negara tersebut untuk menyebarkan dan membesarkan Muhammadiyah.
Demikian disampaikan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti pada, Kamis (27/5) dalam Pelepasan Siswa Kelas VI Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna amanah Persyarikatan Muhammadiyah, kader diharapkan menyebarkan dan membesarkan Muhammadiyah bukan hanya di Indonesia, tetapi juga dalam di lingkup global, sebab perangkatnya sudah tersedia.
Perangkat tersebut bisa melalui Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah-’Aisyiyah (PCIM-PCIA) di luar negeri. Selain itu, Muhammadiyah juga sudah memiliki Amal Usaha (AUM) di beberapa negara, seperti Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), Muhammadiyah Australian College (MAC) dan lain sebagainya.
“Karena itu kalau putra-putri bapak dan ibu ingin sekolah di luar negeri, diikhlaskan saja dan tidak usah ditunggu pulangnya. Karena Muhammadiyah dengan anak panahnya harus mengirim kader-kadernya ke luar negeri dan kalau bisa tidak usah kembali.” Ungkap Sayuti.
Diaspora kader tersebut, imbuh Sayuti, sekaligus melestarikan kehidupan Muhammadiyah supaya langgeng sampai, kalau bisa sampai kiamat. Sebagaimana mengutip perkataan Buya Syafii Maarif, yang menyebut bahwa ‘jika besok kiamat, Muhammadiyah hari ini masih melakukan rapat.
Tersebarnya PCIM di berbagai negara, menurutnya juga sebagai bukti nyata kebesaran Muhammadiyah dan berkontribusi nyata dalam menyelesaikan permasalahan kemanuaisaan universal. Maka kader persyarikatan jangan terbuai dan meromantisasi masa lalu.
“Persebaran kader di masa awal setelah kemerdekaan ke wilayah penjuru Indonesia pada zaman itu, tapi jangan hanya berhenti pada masa lalu.” Tuturnya.
Hits: 872