MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Pada Muktamar Muhammadiyah ke-45 di Malang (2005), Persyarikatan Muhammadiyah telah mengantisipasi merebaknya gejala sekularisme di tengah umat.
Melalui Tanfidz, antisipasi tersebut menurut Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Fathurrahman Kamal diperkuat pada Muktamar ke-46 pada tahun 2010.
“Itu artinya 15 tahun yang lalu sudah diputuskan ada kecenderungan manusia seperti ini, tentu Muhammadiyah tidak memotret orang lain, berarti di internal kita akan ada kecenderungan seperti itu karena itu putusan Muhammadiyah,” jelasnya dalam Pengajian PWM Papua Barat, Sabtu (30/1).
“Nilai kehidupan kita seperti yang diisyaratkan Muktamar 2005 di malang. Manusia semakin mengalami sekulerisasi, semakin jauh daripada Allah. Ditegaskan pada Muktamar 2010 masuk satu abad, manusia semakin kehilangan payung spiritual, kehilngan pondasi kerohanian. Ini realitas yang kita alami,” imbuhnya.
Karenanya, Fathurrahman berpesan agar warga Persyarikatan menguatkan pendidikan akidah dan Kemuhammadiyahan. Dirinya menilai, satu dekade pasca peringatan tersebut gejala Sekularisme menguat secara luas di kehidupan umat muslim.
“Kalau kita tidak mawas diri, para pimpinan, warga kita, anak didik, orang-orang yang kita asuh, maka kita menghadapi persoalan yang luar biasa. Jangan heran nanti orang kemudian dengan Muhammadiyah ini hanya senang dengan infrastruktur, hanya senang dengan fasilitas-fasilitas hidup duniawi tapi dia lupa tentang hakikat dan tujuan hidup Muhammadiyah,” ingatnya.
Fathurrahman menegaskan bahwa gerak dakwah Muhammadiyah membangun infrastruktur adalah salah satu metode dakwah untuk mewujudkan kekuatan umat yang membangun kehidupan berkeadaban.
Oleh karena itu, infrastruktur Muhammadiyah menurutnya bukanlah inti gerakan Muhammadiyah. Ruh pergerakan Muhammadiyah yang harus diingat umat adalah gerakan dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid (pencerahan).
“Kita ini Muhammadiyah dikenal di dunia karena kita punya akar ideologi dan gerakan, yaitu apa yang ada di Al-Quran dan Sunnah, dan perlu diketahui bahwa setiap pohon yang tercerabut dari akanya biasanya akan mati, maka Muhammadiyah akan tetap hidup bila Muhammadiyah ini tidak boleh dan tidak akan tercerabut dari akarnya,” pungkasnya. (afn)