MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA– ‘Aisyiyah perlu mengembangkan nalar burhani sebagai medium interaksi dengan organisasi atau federasi perempuan lintas iman. Menurut Siti Syamsiyatun, di lingkungan yang multi agama tidak semua orang dapat menerima dan memahami nalar tekstual (bayani) Kitab Suci.
“Jadi tugas kita di ‘Aisyiyah mulai meneliti hal-hal ini secara induktif,” ungkap Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (LPPA) pada (26/12).
Ia menjelaskan, teks Kitab Suci memang bagi para pemeluk agama diakui mutlak kebenarannya, namun jika teks tersebut disodorkan apa adanya kepada orang yang tidak menyakini adanya Tuhan (Agnostik), maka Kitab Suci tersebut belum tentu diterima kebenarannya.
Sebagai organisasi perempuan Islam, ‘Aisyiyah memiliki kepercayaan atas kebenaran yang dikandung oleh Kitab Suci Al Qur’an. Namun tidak cukup sampai disitu, kata Syamsyiatun, kepercayaan itu harus dikuatkan dengan bukti-bukti.
Pemaparan bukti atas kebenaran Al Qur’an akan berdampak pada kepercayaan kepada Agama Islam itu sendiri. Sehingga gambaran Nabi SAW tentang “Al Islamu/al Qur’anu shalihun li kulli zaman wa al makan” (Agama/Kitab Suci yang relevan untuk segala zaman dan tempat) benar adanya.
“Ini menjadi motivasi Imani bagi kita untuk terus berkiprah dan berkiprahnya berdasarkan pengetahuan, dalam rangka berbuat amal shaleh,” tuturnya
Bagi ‘Aisyiyah trilogi iman, ilmu, dan amal harus dipegang. Supaya antara pengetahuan, ucapan dan tindakan tidak ada retak. Hal ini perlu dimiliki para perempuan ‘Aisyiyah, karena di dalam melakukan tindakan atau amalan harus memiliki pijakan.
Selanjutnya kader ‘Aisyiyah juga harus memiliki nalar irfani, yang cara mendapatkannya dengan mendekat diri kepada Allah (taqorub ilallah), menyucikan niat, menyucikan diri, dan jangan melakukan munkarat atau perbuatan yang dialrang oleh syara’ (ajaran Islam) dan dianggap jelek oleh akal.
Mengutip Imam Syafi’i, Syamsyiatun menjelaskan bahwa ilmu itu bagaikan cahaya dan cahaya tidak akan mendekat kepada kemaksiatan, karena kemaksiatan adalah kegelapan atau membawa ke kegelapan (al ilmu nurun wa nurullah laa yuhda lil ‘aashii)
Hits: 25