MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Menyampaikan amanat di acara Pembukaan Pelatihan Kader Paripurna Taruna Melati Utama (PKTMU) 2023 Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) pada, Selasa (9/5) di Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Cik Ditiro, No. 23, Kota Yogyakarta , Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mendorong kader supaya berkiprah di ranah internasional.
Gerakan internasionalisasi Muhammadiyah harus didukung oleh semua elemen persyarikatan dengan infrastruktur yang ada, Kader IPM misalnya supaya terus menuntut ilmu setinggi-tingginya. Bukan hanya menempuh studi di dalam negeri, tetapi juga ke dunia internasional. Hal itu supaya kader bisa bersaing dan bertahan di kancah internasional.
Dalam pandangan Haedar, dengan masalah dunia yang kian kompleks, dibutuhkan kader yang memiliki pengetahuan luas untuk merespon segala bentuk persoalan yang ada. Termasuk permasalah islamophobia, yang dalam hematnya Muhammadiyah merupakan duta Islam untuk mengikis masalah itu.

“Banyaknya beban dan masalah di ranah internasional, seperti menghadapi islamophobia dan perlu mengembangkan Muhammadiyah di ranah global, maka kader IPM harus berpendidikan.” Ungkapnya.
Kiprah kader di ranah internasional, sambung Haedar, sekaligus sebagai pembuktian kemampuan kader Persyarikatan Muhammadiyah dalam merespon permasalahan global. Keluasan wawasan, peningkatan kepribadian menjadi lebih dan seterusnya merupakan bekal untuk menerima amanah kepemimpinan Persyarikatan di masa mendatang.
“Buktikan kalau kader IPM itu bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan berwawasan luas karena kalianlah yang akan menjadi penerus kami yang memegang peradaban,” imbuhnya.
Oleh karena itu, hematnya berbagai jenis wadah pengkaderan melalui pelatihan seperti PKTMU ini penting untuk diikuti. Didalamnya akan ada materi-materi untuk meningkatkan kualitas kader, sebagai sumber daya insani potensial yang akan meneruskan perjuangan gerak Persyarikatan Muhammadiyah.

Di sisi lain, kader IPM yang statusnya masih sebagai pelajar dan mahasiswa selain aktif diorganisasi juga diharapkan tetap menomorsatukan pendidikan. Jangan sampai pendidikan kader-kader IPM tertinggal dibandingkan yang lain, maka status pelajar yang saat ini disandang oleh kader harus dimaksimalkan.
“Jangan sampai ikut IPM tetapi pendidikan jadi tertinggal karena kader IPM perlu menuntut ilmu setinggi-tinggal dan perlu memaksimalkannya,” pesan Haedar.
Tidak hanya itu, Haedar juga berpesan supaya kader IPM dan Muhammadiyah secara umum supaya selalu melakukan pendalaman dan penyegaran terhadap Al Islam-Kemuhammadiyahan. Yang mutakhir ini, juga bisa membaca Risalah Islam Berkemajuan sebagai hasil dari Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta.
Hits: 368