MUHAMMADIYAH.OR.ID, PONTIANAK – Eksistensi organisasi modern salah satunya dicirikan dengan asas transparansi dan kultur good governance yang mengacu pada tertib administrasi dan pertanggungjawaban publik.
Menurut Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, aspek ini telah berjalan lama sebagai tradisi yang hidup di semua pimpinan Muhammadiyah dari pusat hingga ranting.
Sebagai contoh, Muhammadiyah memiliki data detil terkait berbagai asetnya, suatu hal yang jarang dimiliki organisasi Islam.
“Muhammadiyah itu alhamdulillah dari Muktamar ke Muktamar semakin solid. Salah satu bukti soliditasnya, data sampai akhir Desember (2022) lalu, pesantren kita ada 440, TK/PAUD 20.223, SD/Madrasah Ibtidaiyah 2.817, SMP/Madrasah Tsanawiyah ada 1.826, SMA dan madrasah secara umum 1.364, Sekolah Luar Biasa 50, Perguruan Tinggi 172, Rumah Sakit 120, kliniknya 235, panti asuhan 561,” urai Busyro.
“Apakah data yang valid seperti itu merupakan kekayaan Muhammadiyah? Ya! Kalau pertanyaan ditingkatan, apakah kekayaan bangsa ini? Ya! Betul sama sekali. Apakah ini juga modal sosial politik kebudayaan yang akan datang, betul sekali!” tegasnya.
Problem Sumber Daya Manusia
Dalam pembukaan Musywil Muhammadiyah Kalimantan Barat ke-15, Sabtu (4/2), Busyro lantas mengatakan jika problem utama yang dihadapi bangsa Indonesia bukanlah problem Sumber Daya Alam (SDA), tapi problem Sumber Daya Manusia (SDM).
“Dalam situasi sekarang ini, bukan SDA yang terpenting karena bisa habis, atau bisa dihabisi oleh bermacam faktor; faktor ketidakamanahan, faktor perijinan yang dikomersialkan secara berlebihan, faktor perijinan yang diproses secara tidak transparan, dan instraparansi itu pintu masuk pada tindakan korupsi. Korupsi itu luas, korupsi SDA, korupsi politik, korupsi SDM, korupsi pemimpin,” jelasnya.
Atas masalah ini, Busyro menekankan pada warga Persyarikatan, khususnya di Provinsi Kalimantan Barat untuk berkomitmen menekankan peningkatan kualitas SDM.
“Artinya apa, ketika kita bicara SDM, Muhammadiyah sudah punya tradisi gerakan-gerakannya lebih membangun kualitas SDM-nya. Sehingga Surat Ali Imran ayat 110 itu menjadi salah satu rujukan amalan kita, kuntum khairu ummatin ukhrijat linnas,” tegas Busyro.
Dari SDM yang berkualitas ini, termasuk sikap amanah dan ikhlas, maka kata Busyro, Muhammadiyah bisa memiliki sejumlah aset di atas beserta pencatatan pertanggungjawaban yang rapi. Hal inilah yang dia tekankan untuk menjadi pedoman bagi pegiat Persyarikatan di wilayah Kalimantan Barat.
“Apakah kira-kira yang jadi penyebab itu, ikhlas! Tapi ikhlas itu mengandung kerja cerdas yang fathanah dan kerja cerdas yang amanah. Serta kerja yang keras betul,” tutupnya. (afn)
Hits: 96