MUHAMMADIYAH.OR.ID, ENREKANG – Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) resmi membuka kegiatan Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-40 pagi ini pukul 9 pagi Waktu Indonesia Tengah, Sabtu (4/3).
Bertempat di Lapangan Alun-alun Abu Bakar Lambogo Enrekang, pembukaan dihadiri sekira 6000 lebih peserta. Rinciannya antara lain 1020 peserta penuh untuk Musywil Muhammadiyah, 198 peserta penuh untuk ‘Aisyiyah, dan lebih dari 5000 penggembira.
Pada kesempatan ini hadir Bupati Enrekang Muslimin Bando. Sementara itu, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman hadir secara virtual karena tengah mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi.
Membuka Musywil, Ketua PP Muhammadiyah Agung Danarto menekankan bahwa Musywil bukan sekadar penyegaran organisasi, melainkan upaya untuk menjaga organisasi agar tetap segar.
“Di Muhammadiyah, kepemimpinan terus maju, terus berkembang, terus terpelihara. Hanya secara periodik memang butuh maintenance agar tetap terpelihara kesegarannya, sehingga barangkali hanya mengganti ranting-ranting yang sudah agak layu, mengganti dahan-dahan yang mungkin daunnya sudah agak berguguran, tapi tanaman pokoknya masih terpelihara karena masih tumbuh dan berkembang,” ujarnya.
Selain itu, Musywil menurut Agung adalah forum untuk saling berfastabiqul khairat antara pimpinan daerah yang hadir, baik Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) maupun Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA).
“Di Muhammadiyah, jiwa untuk berfastabiqul khairat, jiwa untuk berlomba-lomba dalam kebajikan sudah mendarah daging, sudah sedemikian rupa sehingga karenanya ketika bapak-bapak (perwakilan masing-masing PDM) menyampaikan laporan, (perwakilan) PDM yang lain sedang mengamati. Apa yang sudah dilakukan PDM dan PDA yang lain dan belum kami lakukan,” ungkapnya.
Agung Danarto juga menaruh harapan besar bagi pergerakan Muhammadiyah di Sulawesi Selatan yang dianggapnya sebagai ‘mata air’ kaderisasi.
“Kita hampir lihat ketika kita berkunjung ke daerah-daerah dan wilayah-wilayah di Indonesia Timur, seluruh provinsi di Sulawesi, di Maluku dan di Papua, hampir selalu penggeraknya ada di situ orang Sulawesi Selatan, apakah itu dari Suku Bugis, Suku Makassar, yang lainnya itu hampir selalu ada,” kata dia.
“Sehingga karenanya ini merupakan pimpinan wilayah yang besar, yang harus terus disupport dan dipelihara agar tetap terus menerus menjadi mata air bagi kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah. Bahkan bukan hanya di Indonesia Timur, tapi juga di organisasi otonom, kaderisasi dari Sulawesi Selatan juga mewarnai,” tegasnya.
Menyambung Agung Danarto, Bupati Enrekang Muslimin Bando menyampaikan tahniah atas gelaran Musywil. Virus semangat berfastabiqul khairat ala Muhammadiyah kata dia juga telah menjangkiti jajaran pemerintahan di Pemda Enrekang.
“Maka jangan heran jika ada pejabat Pemda Enrekang yang jadi supir kendaraan mobilisasi peserta. Saya juga bahkan langsung turun angkat kursi. Semuanya semata karena ingin meninggalkan jejak-jejak pelayanan untuk Muhammadiyah,” kata Bando.
Pada pembukaan ini hadir Ketua PP Aisyiyah Latifah Iskandar, Ketua PWM Sulsel Ambo Asse, Sekretaris PWM Sulsel Irwan Akib, anggota DPR dan DPRD, serta jajaran forkopimda Pemprov, perwakilan Kepala Daerah, forkopimda kabupaten/kota, beserta pimpinan Ortom di lingkungan Muhammadiyah.
Mengangkat tema ‘Mencerahkan Ummat, Memajukan Sulawesi Selatan’, agenda Musywil adalah pemilihan anggota PWM Sulsel Periode 2022-2027 yang dilaksanakan di kantor gabungan dinas (gadis) Pemkab Enrekang.
Musywil disemarakkan pula dengan kegiatan pendukung seperti Kejurwil tapak suci, Perkemahan, Bazar Expo, bakti sosial, dan pelbagai kegiatan menarik lainnya. Sementara pada acara pembukaan dimeriahkan dengan penampilan paduan suara gabungan Universitas Muhammadiyah Makassar dan Universitas Muhammadiyah Enrekang, dan penampilan kolosal Tapak Suci. (afn)
Hits: 1514