MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Di hadapan Kiai Dahlan dan penguru Muhammadiyah lainnya, H. Sudja’ menyatakan cita-citanya untuk membangun rumah sakit seperti kolonial Belanda. Pada akhirnya, H. Sudja’ berhasil mendirikan Klinik Penolong Kesengsaraan Umum Muhammadiyah pada 15 Februari 1923.
“Tidak lama setelah bertemu dr. Soetomo, H. Sudja’ sudah mempersiapkan sebuah balai kesehatan Muhammaidiyah, namanya PKU. Jadi, ini merupakan usaha yang luar biasa, meski awalnya gedung sederhana namun ini berharga karena menjadi cikal bakal berdirinya rumah sakit Muhammadiyah-‘Aisyiyah,” Wakil Ketua Majelis PKU PP Muhammadiyah Agus Sukaca dalam acara yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang PMK pada Sabtu (25/09).
Dalam sejarah rumah sakit di tanah air, banyak kalangan yang menyebut bahwa pribumi pertama yang memiliki rumah sakit dengan pengelolaan modern adalah Muhammadiyah. H. Sudja’ yang berada di belakang layar lahirnya RS PKU Muhammadiyah, seluruhnya dilakukan bagi pemuliaan martabat manusia.
Mimpi H. Sudja yang awalnya ditertawakan ini hingga sekarang Muhammadiyah memiliki 130 rumah sakit. Impian tentang mendirikan rumah sakit tersebut berawal dari ajaran KH. Ahmad Dahlan dan teologi Al-Maun. Hal ini telah menunjukkan bahwa Muhammadiyah sejak awal abad 20 menggerakkan umat untuk hidup sehat, cerdas, untuk menentukan nasibnya sendiri.
“Rumah sakit yang diawali oleh H. Sudja bersama KH. Ahmad Dahlan kemudian mengalami perkembangan yang awalnya tanpa bayaran, dengan maksud menolong, namun untuk meningkatkan pelayanan dan ketersediaan keperluan rumah sakit, akhirnya keluar kebijakan yang mampu agar membayar yang tidak mampu dicarikan jalan keluar yang maslahat,” tutur Agus Sukaca.